Jenava, MINA – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia pada Kamis (5/7) memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar di Jalur Gaza dapat berdampak “bencana besar” pada layanan kesehatan.
“Gangguan lebih lanjut terhadap layanan kesehatan akan segera terjadi di Gaza karena kekurangan bahan bakar yang parah,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di platform X, demikian WAFA melaporkan.
Ghebreyesus memperingatkan, hanya 90.000 liter bahan bakar yang masuk ke Gaza pada Rabu (4/7), sementara sektor kesehatan sendiri membutuhkan 80.000 liter setiap hari.
“Hal ini memaksa WHO dan mitranya yang bekerja di Gaza “untuk membuat pilihan yang mustahil”, tambahnya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Ia menunjukkan bahwa saat ini, “para mitra mengarahkan pasokan bahan bakar terbatas ke rumah sakit utama termasuk Nasser Medical Complex, Rumah Sakit Al-Amal, dan Rumah Sakit Lapangan Kuwait serta ke 21 ambulans Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), untuk mencegah layanan terhenti total.”
Ia menekankan perlunya membuka kembali perlintasan perbatasan Rafah dan memastikan aliran bahan bakar yang berkelanjutan ke Jalur Gaza.
“Kami kembali mengeluarkan seruan mendesak agar perlintasan Rafah dibuka kembali dan aliran bahan bakar, makanan, air, dan pasokan medis yang berkelanjutan diizinkan masuk dan melintasi Gaza,” katanya.
Ia memperingatkan bahwa “dengan Rumah Sakit Gaza Eropa yang tidak beroperasi sejak 2 Juli, kehilangan lebih banyak rumah sakit di Jalur Gaza akan menjadi bencana besar.” []
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)