Gaza, MINA – Mendapat dukungan dari Uni Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambah persediaan obat-obatan trauma yang sangat dibutuhkan di Gaza dan memberikan pelatihan langsung untuk staf kesehatan yang bekerja di garis depan Stabilisasi Trauma Poin (TSP), Kamis (13/9).
Obat-obatan dan pasokan medis untuk mengobati lebih dari 100.000 orang telah dikirim ke rumah sakit dan TSP, mengisi kekosongan karena pasokan cepat berkurang akibat meningkatnya jumlah korban yang terluka dalam aksi Great March of Return yang dimulai sejak 30 Maret 2018.
Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Bulan Sabit Merah Palestina, WHO mendukung peningkatan kapasitas lebih dari 60 petugas kesehatan di 10 TSP pada manajemen darurat korban di Ruang Gawat Darurat.
“Peran petugas kesehatan stabilitas trauma sangat penting,” kata Dr Gerald Rockenschaub, Kepala Kantor WHO untuk Gaza dan Tepi Barat. Demikian Wafa melaporkan dikutip MINA.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
“Staf kesehatan di TSPs merupakan orang yang pertama melihat pasien yang terluka dan kemampuan mereka untuk menyadarkan, menstabilkan, dan mengobati pasien dengan cedera serius dapat secara signifikan meningkatkan kemungkinan pasien bertahan hidup sebelum mereka dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan medis lebih lanjut,” ujarnya.
Sejak 30 Maret hingga awal September 2018, lebih dari 18.000 orang telah terluka selama demonstrasi yang sedang berlangsung di Gaza. Dari jumlah ini, lebih dari 8.600 orang dirujuk dan langsung dibawa ke TSPs, dan hampir 9.500 dirujuk oleh petugas kesehatan TSPs ke rumah sakit untuk perawatan khusus.
“Ketika saya ditembak di kaki, saya dibawa ke pusat stabilisasi trauma terdekat yang berjarak kurang dari lima menit. Dokter mengobati luka saya dan memastikan saya cukup stabil untuk dibawa ke rumah sakit, tanpa perawatan medis segera untuk menyelamatkan kaki saya. Kaki saga bisa rusak secara permanen,” kata Waleed, salah satu dari ribuan orang Palestina yang dirawat di TSPs.
Seorang pengawas operasi kemanusiaan Uni Eropa di Palestina, Michelle, mengatakan, sangat penting bagi pihaknya memberikan perawatan yang menyelamatkan jiwa pasien dari mulai cedera hingga saat mereka dibolehkan keluar dari rumah sakit. Ini berfungsi untuk meningkatkan sistem kesehatan di Gaza secara keseluruhan.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Untuk memastikan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi terhadap penyediaan perawatan trauma di Gaza, WHO telah membentuk Kelompok Kerja bidang trauma khusus dengan partisipasi aktif dari mitra utama yang memberikan perawatan trauma di sepanjang jalur tersebut.
Sub-kelompok trauma lainnya, berfokus pada bidang-bidang seperti bedah dan rehabilitasi rekonstruktif, menyatukan keahlian dan pengetahuan yang akan memastikan perawatan darurat dan trauma yang berkualitas untuk semua korban. (T/ais/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam