Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO: Pertempuran di Sekitar Rumah Sakit Gaza

Nur Hadis - Rabu, 31 Januari 2024 - 05:07 WIB

Rabu, 31 Januari 2024 - 05:07 WIB

12 Views

Gaza, MINA – Pertempuran semakin intensif di sekitar rumah sakit terbesar di Gaza yang masih beroperasi dan operasionalnya akan terhenti jika lebih banyak pasokan tidak dapat menjangkau rumah sakit tersebut, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, (30/1).

Dikutip dari Wafa, sebagian besar rumah sakit di Gaza telah berhenti berfungsi karena pemboman dan kekurangan pasokan setelah lebih dari tiga bulan serangan pendudukan Israel yang dipicu oleh Aksi Perlawanan dengan serangan mematikan Pejuang Gaza pada 7 Oktober.

Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza tengah, hanya berfungsi minimal dan dikelilingi oleh militer Israel, kata PBB.

“Situasi di sekitar Nasser semakin memburuk. Penembakan, pertempuran, sulitnya akses bagi orang-orang untuk mencapai RS Nasser atau sulitnya untuk keluar,” kata juru bicara WHO, Christian Lindmeier, dalam pengarahan di Jenewa.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Rumah Sakit ini melindungi ribuan pengungsi, serta petugas medis dan pasien.

WHO mengatakan bahwa pengiriman makanan yang ditujukan untuk Rumah Sakit dikerumuni pada Selasa oleh kerumunan orang yang kelaparan karena penundaan di dekat pos pemeriksaan pendudukan Israel dan tidak pernah mencapai fasilitas tersebut.

Pengiriman bahan bakar WHO lainnya untuk Nasser pada hari Senin tidak diberikan izin, meskipun pengiriman medis telah tiba, kata Lindmeier.

“Penolakan dan penundaan adalah bagian dari pola yang menghambat pasokan kemanusiaan mencapai rumah sakit dan dapat membuat rumah sakit tidak berfungsi,” katanya.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Sebelumnya, rumah sakit utama adalah Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara yang rusak parah, yang digerebek oleh pasukan Israel dan akhirnya dievakuasi. Beberapa pasien dipindahkan ke selatan dan Rumah Sakit Nasser memiliki lebih dari tiga kali lipat jumlah pasien yang dituju, kata PBB.

Menggambarkan Nasser sebagai “simbol penting”, kata Lindmeier, terkadang operasi pasien dilakukan di lantai tersebut.

WHO sebelumnya mengatakan separuh staf medis telah mengungsi dan hanya dua dari 24 dokter yang tersisa di sana.

Lindmeier mengulangi seruan WHO kepada para donatur untuk terus mendanai badan PBB untuk Palestina (UNRWA) setelah banyak negara menghentikan pendanaan menyusul tuduhan bahwa beberapa staf terlibat dalam serangan 7 Oktober.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

“Ini adalah gangguan. Dan betapapun pentingnya diskusi ini, jangan lupakan masalah sebenarnya yang ada di lapangan,” ujarnya, menyinggung skala penderitaan manusia di Gaza. (T/B03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda