Phang Nga, 5 Dzulhijjah 1435/29 September 2014 (MINA) – Warga pulau Koh Yao di provinsi Phang Nga Thailand berhasil memanfaatkan ekowisata untuk melestarikan tradisi kehidupan Muslim mereka.
Montira Dumnadee adalah salah satunya. Dia memimpin sebuah kelompok yang berjumlah 13 wanita yang menghasilkan manisan Babin yang berbahan dasar kelapa di rumah-rumah mereka di pulau Koh Yao Yai. Muslim Village melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Sebagian besar kami membawanya ke resor di Phuket, untuk diberikan kepada tamu sebagai makanan ringan,” kata Dumnadee.
“Kami memiliki banyak kelapa dari perkebunan kami sendiri. Ini adalah bisnis yang berkelanjutan dan kami sangat bangga dengan reaksi baik orang-orang yang mencoba makanan ringan halal lezat kami,” jelasnya.
Baca Juga: Menlu Iran: Asia Barat Mustahil Damai Tanpa Diakhirinya Pendudukan Zionis
Untuk memasarkan keindahan alam Yao Yai, Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) tahun ini meluncurkan kampanye yang diberi nama “Yao Yai 100% pulau bersih”
“Slogan ini dikembangkan untuk membantu mempromosikan pulau wisata baru, yang dimiliki orang-orang Muslim lokal yang hidup dengan cara tradisional,” kata pemimpin koordinasi TAT, Ladawan Chuaychart.
“Kami ingin mempromosikan pulau untuk siapa pun yang tertarik dengan objek wisata dan budaya lokal,” tambahnya.
Menurut beberapa laporan resor, tahun lalu pada musim tinggi biasanya pada November hingga Maret, berhasil mendatangkan para wisatawan yang memesan 36 hotel di pulau-pulau ini.
Baca Juga: Iran Akan Usir 2,5 Juta Migran Afghanistan Hingga Akhir Tahun
“Saat ini, beberapa wisatawan Muslim mancanegara berkunjung ke pulau, sebagian besar berasal dari Thailand yang ingin mempelajari masyarakat setempat yang sukses dengan menerapkan pariwisata berbasis masyarakat,” kata Chuaychart.
Yao Yai memiliki 18 masjid dan tidak menawarkan objek wisata kehidupan malam seperti di Phuket, kata Kepala tempat wisata Koh Yao, Kanakorn Sagarik.
“Sebagian besar wisatawan yang datang ke sini untuk bulan madu dan acara libur keluarga,” tambahnya.
“Kami sangat mempersiapkan untuk menyambut wisatawan dari negara-negara Muslim. Wanita akan merasa sangat nyaman di sini karena sebagian besar perempuan lokal menutup aurat dan semua makanan halal,” kata Sagarik. (T/P006/R11)
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)