Perairan Pulau Simisa, MINA – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata Filipina Selatan pada Jumat (5/4) meninggal dunia di perairan Pulau Simisa, Provinsi Sulu, Filipina Selatan.
Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/4) mengatakan, Hariadin meninggal akibat tenggelam di laut setelah berusaha melarikan diri berenang ke Pulau Bangalao guna menghindari terkena serangan angkatan bersenjata Filipina.
Sementara itu, WNI lainya yang ikut berenang menyelamatkan diri, Heri Ardiansyah dapat diselamatkan. Hal itu terjadi sebagaimana dialami WN Malaysia yang terbebas dari sandera sehari sebelumnya.
Pemerintah Indonesia menyampaikan ungkapan duka cita yang mendalam kepada keluarga Almarhum Hariadin.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Kementerian Luar Negeri telah berkomunikasi dengan keluarga kedua WNI di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dan di Sandakan, Malaysia, guna mengabarkan peristiwa tersebut.
Direncanakan hari ini, Sabtu (6/4) Heri Ardiansyah dan jenazah Hariadin akan tiba di pangkalan militer Westmincom di Zamboanga City untuk diserahterimakan kepada wakil Pemerintah Indonesia. Selanjutnya Pemerintah Indonesia akan melakulan proses pemulangan ke Indonesia.
Sejak akhir Februari 2019, Divisi 11 Angkatan Bersenjata Filipina yang didukung oleh Tim BAIS TNI melakukan operasi pembebasan sandera dan terus memberikan tekanan kepada para penyandera. Dalam perkembangan terakhir, para penyandera terdesak di Pulau Simisa, Provinsi Sulu, Filipina Selatan.
Heri Ardiansyah dan Hariadin diculik bersama seorang WN Malaysia, Jari Abdullah di Perairan Kinabatangan, Sandakan, Malaysia pada tanggal 5 Desember 2018. Ketiganya diculik oleh kelompok bersenjata di Flipina Selatan saat sedang bekerja di kapal penangkap ikan SN259/4/AF.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Sejak tahun 2016, sebanyak 36 WNI disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Dari jumlah tersebut seluruhnya berhasil dibebaskan, namun satu orang sandera WNI meninggal dalam proses pembebasan tersebut. (L/Sj/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai