New York, MINA – Program Pangan Dunia (WPF), organisasi di bawah FAO, sebuah badan PBB, melaporkan, sebanyak 9,3 juta orang di Suriah sekarang mengalami rawan pangan akibat kerusakan perang sembilan tahun, ditambah kenaikan harga dan pandemi virus Corona.
“Rekor harga makanan yang tinggi dan sekarang Covid-19 semakin mendorong keluarga di Suriah melampaui batas mereka,” tulis Program Pangan Dunia di Twitter. Al-Arabiya melaporkan Sabtu (16/5).
“WFP memperkirakan bahwa rekor 9,3 juta orang sekarang rawan pangan,” katanya.
Angka itu telah melompat dari 7,9 juta enam bulan lalu, seorang juru bicara WFP mengatakan.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Perang Suriah telah menghancurkan ekonomi negara itu sejak 2011, membuat 80 persen rakyatnya jatuh miskin, menurut PBB.
Meskipun relatif sepi di medan perang yang tersisa di negara itu, awal 2020 situasinya semakin memburuk.
Sebagian besar ekonomi di daerah yang dikuasai pemerintah ditutup pada bulan Maret untuk mencegah penyebaran pandemi.
Bulan lalu, WFP mengatakan harga makanan naik dua kali lipat dalam setahun, tertinggi sepanjang masa di Suriah.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Area yang dikuasai pemerintah telah mulai mengurangi batasan sejak awal bulan.
Sementara pemerintah Damaskus menyalahkan sanksi Barat karena kesulitan ekonominya.
Konflik di negara itu telah menewaskan lebih dari 380.000 orang dan menelantarkan jutaan lainnya dari rumah mereka. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun