Yerusalem, MINA – Warga Yahudi Amerika Utara mengatakan mulai kehilangan minat untuk bermigrasi ke wilayah pendudukan Palestina, karena kekhawatiran serius tentang ekonomi Israel.
Pendudukan Israel telah mengalami penurunan tajam dalam imigrasi dari Amerika Utara, terutama di kalangan pemuda, kata media Israel. Almayadeen melaporkan, Ahad (20/8).
Rencana perombakan yudisial telah memengaruhi masyarakat warga Israel dan semua lapisan masyarakat Yahudi di mancanegara.
Organisasi nirlaba Nefesh B’Nefesh, yang mempromosikan dan memfasilitasi imigrasi orang Yahudi ke wilayah pendudukan Israel dari Amerika Serikat dan Inggris
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
mengatakan, penurunan minat disebabkan kondisi para pemukim yang ternyata terus mengalami kesulitan kehidupan di daerah konflik.
“Mereka bilang ini bukan waktunya untuk berimigrasi ke sana,” ujarnya, menyebutkan pernyataan pemukim Yahudi.
Kondisi ketidakstabilan pemerintahan di Israel juga menjadi penyebab menurunnya minat warga Yahudi dari Amerika Utara bermigrasi, lanjutnya.
Terjadi perlambatan imigrasi, pada akhir tahun 2023 pendudukan diperkirakan hanya akan menerima sekitar 3.000 imigran, 10-15% lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Penurunan bantuan negara-negara sekutu ke Israel juga menjadi petimbangan lain, termasuk ada yang sudah membekukan bantuannya, lanjut organisasi itu.
mantan Deputi Gubernur Bank Israel, Zvi Eckstein, memperingatkan Israel berada di jalur penurunan ekonomi besar-besaran yang akan merugikan semua warga Israel.
Selain itu, sebuah laporan Time mengatakan puluhan ribu warga Israel juga sedang mempertimbangkan untuk beremigrasi keluar dari wilayah pendudukan.
Jajak pendapat baru-baru ini oleh Channel 13 menunjukkan bahwa 28% orang Israel mempertimbangkan untuk meninggalkan Palestina yang diduduki, dengan sejumlah besar sudah memegang paspor asing.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Ocean Relocation, sebuah perusahaan yang membantu imigrasi dan emigrasi, melaporkan lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk meninggalkan Israel sejak Januari, dengan 90% di antaranya tentang emigrasi.
Banyak yang mengutip kekhawatiran tentang kebebasan, hak asasi manusia, dan kualitas hidup mereka saat ini di negara itu sebagai alasan utama mereka mempertimbangkan relokasi, lapor Sunday Times.
Menurunnya dukungan terhadap pendudukan Israel di antara orang Yahudi dan pemukim juga disertai dengan meningkatnya ketegangan dengan sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.
Retorika anti-Israel telah memasuki wacana politik arus utama Amerika Serikat, menandai perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir dalam sentimen AS terhadap pendudukan, tulis mantan perwira intelijen AS, Paul Pillar, untuk The National Interest. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)