Bandar Lampung, 7 Syawwal 1438/1 Juli 2017 (MINA) – Allah kagum terhadap pemuda yang dewasa, tidak kekanak-kanakan, kata Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur kepada puluhan Syubban (Pemuda-red) Jamaah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Taqwa, Komplek Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan, Jumat, (30/6) malam.
“Sesungguhnya Allah yang Maha Perkasa lagi Mulia, takjub kepada pemuda yang tidak kekanak-kanakan,” ujarnya mengutip Hadits Riwayat Imaam Ahmad dari uqbah bin amir.
Menurut dia, sedikitnya ada enam ciri pemuda yang punya jiwa kanak-kanak. “Pertama, tidak peduli dengan masa depan. Ditanya mau jadi apa, belum tahu. Harusnya masa depan sudah dirancang sebelum menjadi pemuda. Kedua, hanya ingin bersenang-senang, tidak mau disuruh susah.”
Ciri ketiga, sering melanggar aturan. Maka kalau diantara kita masih suka melanggar aturan berarti masih anak-anak. Keempat, hanya memikirkan diri sendiri. Terlalu egois, tidak urusan dengan teman-temannya, kelima, lari dari masalah, dan keenam tidak punya malu,” ujarnya.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Oleh karena itu Yakhsyallah menekankan kepada para pemuda untuk bersikap dewasa, sebab Al-Qur’an sendiri banyak menceritakan tentang pemuda yang dalam usia belia sudah berkarya, tidak disibukkan dengan keenam ciri tadi. “Minimal ada lima atau enam kelompok pemuda yang sering disebut dalam Alquran yakni Ibrahim, Yusuf, Ashabul Kahfi, Maryam, Musa, dan Salafush Shalih.”
“Kita tahu bagaimana Mus’ab bin Umair, pada usia 16 tahun sudah menjadi dai pertama di Arab. Usamah Bin zaid, 17 pemimpin perang. Imaam Syafii, 17 tahun jafi Mufti. Imaam Bukhari, berhasil menulis buku Tarikhul Kabir, 8 jilid, saat masih berumur 18 tahun. Ini perhatian Allah terhadap pemuda yang masing-asing punya sifat dan karakter,” katanya. (L/B01/RS1).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia