Colomadu, Karanganyar, 25 Ramadhan 1438/20 Juni 2017 (MINA) – Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Yakshyallah Mansur mengatakan, ketika Ramadhan setiap umat Muslim melaksanakan Ibadah Puasa dan sama-sama merasakan lapar dan haus.
“Itu menjadi sebuah pembelajaran bahwa umat Islam harus hidup berjama’ah dalam kebersamaan,” kata Imaam, Selasa (20/6) di Masjid Al-Maghfiroh, Desa Gedongan, Kec. Colomadu. Kab. Karanganyar, Jawa Tengah, dalam rangkaian acara Pesantren Ramadhan yang diadakan para santri.
“Umat Muslim harus punya rasa kebersamaan. Inilah disebut dengan kehidupan berjama’ah, bersama-sama. Jadi ini pelajaran dari berpuasa. Kalau kita bersama-sama semua, dapat dicapai apa yang tidak bisa dicapai,” katanya.
Ia menambahkan bahwa umat Islam itu pasti bisa bersatu, meski seperti yang diketahui besama di seluruh dunia umat Islam memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu buktinya adalah di Indonesia, beberapa waktu lalu umat muslim di Indonesia dengan latar belakang yang beragam, bisa bersatu bergandengan tangan dalam kesempatan yang tidak hanya satu kali, tapi berkali-kali.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Sangat mungkin umat Islam bersatu karena aslinya umat muslim satu. Dalam setiap langkah kita akan bisa sukses kalau hidup berjama’ah, dengan jama’ah itullah akan turun rahmat Allah, maka berfirkoh-rifkoh (berpecahbelah) adalah adzab,” ujarnya.
Imaam Yakhsya juga mengatakan, dalam berpuasa umat Islam itu juga harus memiliki Iman, yakni keyakinan atau percaya, sebab berpuasa tidaklah ringan, jika tidak memiliki Iman. Maka tak akan mampu kuat hingga waktu berbuka.
Katanya, puasa merupakan sesuatu yang luar biasa, Menurut penuturannya, orang non-muslim yang pernah ia temui, merasa sangat kagum dengan umat Muslim yang mampu menahan lapar selama belasan jam.
Kendati demikian, ia juga berpesan bahwa janganlah jadi orang yang berpuasa namun hanya mendapat lapar dan haus saja, tidak mengetahui maknawi dari berpuasa yakni mendorong melakukan hal-hal luar biasa.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Ia mengibaratkan pada umat Islam dahulu yang mampu membebaskan Romawi, Persi, dan Konstantinopel meski prosesnya tak sebentar, karena yakin, cita-cita itu tercapai.
“Puasa ini adalah dasar memberikan motivasi melakukan hal luar biasa yang harusnya disadari. Kalau tidak ada rasa melakukan hal luar biasa ya hanya jadi biasa-biasa saja. Jadi berpuasa harus mendapat dorongan melakukan hal luar biasa. termasuk menyatukan umat Muslim, meski sulit, tapi pasti bisa harus yakin,” katanya. (L/R08/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad