Sanaa, MINA – Angkatan Bersenjata Pemerintah Sanaa, Yaman, yang bersekutu dengan gerakan perlawanan Ansarallah, pada Ahad (14/7), mengumumkan serangan terhadap kapal Israel di Teluk Aden dan menargetkan kota pelabuhan Eilat di selatan Israel.
Pasukan Sanaa mengatakan operasi tersebut merupakan respons terhadap pembantaian Al-Mawasi di Khan Yunis, oleh Israel pada hari Sabtu, yang mengakibatkan setidaknya 90 warga sipil Palestina syahid, The Cradle melaporkannya.
“Angkatan laut, angkatan udara tak berawak, dan kekuatan rudal yaman/">angkatan bersenjata Yaman melakukan operasi gabungan yang menargetkan kapal Israel (MSC UNIFIC) di Teluk Aden, dengan sejumlah rudal balistik dan drone,” kata Juru Bicara Tentara Yaman, Yahya Al-Saree, dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad.
“Angkatan Udara meluncurkan sejumlah drone yang menargetkan beberapa sasaran militer Israel di wilayah Umm al-Rashrash, selatan Palestina yang diduduki. Operasi ini mengenai target dengan sukses,” tambah Saree.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Sanaa juga menegaskan kesiapan penuh untuk melakukan operasi militer gabungan dengan partai Arab atau Islam mana pun yang mendukung rakyat Palestina yang tertindas.
Tentara Yaman telah melakukan beberapa operasi gabungan dengan Perlawanan Islam di Irak (IRI) baru-baru ini. Pernyataan Yaman muncul setelah serangan udara AS-Inggris kembali terjadi di Yaman pada 14 Juli.
TV Al-Masirah Yaman pada Ahad melaporkan tiga serangan udara AS-Inggris menargetkan provinsi Hodeidah di sebelah barat negara itu. Serangan tersebut menyusul serangan AS-Inggris yang menargetkan wilayah Buhais di provinsi Hajjah di barat laut Yaman.
Washington dan London baru-baru ini meningkatkan serangan mereka terhadap Yaman, ketika pasukan Sanaa tetap tidak terpengaruh dan terus melakukan blokade terhadap pelayaran Israel. Pesawat tempur AS dan Inggris melancarkan beberapa serangan udara di Bandara Internasional Hodeidah di Yaman barat pada 12 Juli.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Serangan tersebut terjadi setelah beberapa serangan AS-Inggris di Yaman pada hari Kamis.
Yaman telah memberlakukan blokade laut terhadap semua kapal yang mengirimkan barang ke pelabuhan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Teluk Aden, Samudera Hindia, dan Mediterania, untuk mendukung perlawanan Palestina di Gaza.
Ansarallah dan Angkatan Bersenjata pemerintah Sanaa juga telah menyerang kapal perang AS dan Inggris, sebagai tanggapan atas serangan udara yang kejam dan ilegal yang dilancarkan oleh Washington dan London terhadap Yaman pada bulan Januari.
Pemimpin Ansarallah Abdel al-Malik al-Houthi mengatakan dalam pidatonya pada 11 Juli, 57 orang telah tewas dan 87 luka-luka dalam 570 serangan udara yang dilakukan oleh AS dan Inggris terhadap Yaman sejak dimulainya serangan negara barat.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Tentara Yaman telah berjanji untuk tidak menghentikan operasinya sampai perang di Gaza berakhir.
Mereka mengatakan, serangan negara barat tidak mampu menghalangi warga Yaman. Satuan tugas maritim AS dan UE gagal mencapai kemajuan dalam mencegah serangan terhadap kapal, yang telah membebani perekonomian Israel dan pelayaran internasional secara keseluruhan.
Komandan Benjamin Orloff, Pilot Angkatan Laut Israel yang baru saja pulang dari penempatan, menggambarkan pengalaman mencegat rudal dan drone Yaman sebagai “trauma” dalam sebuah wawancara pada 13 Juli.
Akhir bulan lalu, seorang komandan angkatan laut AS mengatakan ancaman yang ditimbulkan pasukan Yaman di Laut Merah dan tempat lain merupakan ancaman yang belum pernah terlihat oleh Washington sejak Perang Dunia Kedua. []
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat