Yamina Study Abroad (YSA) adalah lembaga penyedia jasa tur studi pertama di Indonesia yang mengembangkan program tur edukatif ke luar negeri, khususnya Eropa dan Amerika Serikat (AS) dengan konsep ‘Study, Muslim, Halal Food, and Fun’.
Para pelajar akan belajar bahasa di pusat pendidikan di area Muslim yang telah bekerja sama dengan YSA. Selama waktu tur studi berlangsung mereka akan tinggal di rumah keluarga angkat yang telah diseleksi ketat yaitu keluarga Muslim yang baik, sangat terbuka, santun dan bersedia mendampingi para pelajar Indonesia seperti keluarganya sendiri agar mereka nyaman berada di rumah mereka, mereka juga bersedia membantu bila membutuhkan pertolongan.
Lembaga penyedia tur edukatif halal ini dirintis oleh pasangan muda Wulan Haryono dan Khaled Khoualfi. Wulan adalah alumni Lasalle College International Jakarta jurusan Fashion Business dan sementara Khaled sang suami yang merupakan warga Perancis kelahiran AlJazair adalah lulusan Master Business dari ESC La Rochelle Business School Perancis.
Saat ditemui Kantor Berita islam MINA (Mi’raj islamic News Agency – MINA) di sela acara International Islamic Fair (IIF) 2016 pekan kemarin, Wulan menjelaskan ide dan konsep YSA ini berawal dari pengalaman pribadinya yang sempat bersekolah di Sydney Australia dan La Rochelle Perancis.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Bertahun-tahun hidup di negara orang adalah bukan hal yang mudah, banyak kesulitan yang ia hadapi selama menuntut ilmu di negara tersebut. Waktu beribadah dan makanan halal adalah salah satu kesulitannya pada saat itu, karena negara tersebut bukanlah negara Muslim yang mempunyai toleransi untuk beribadah, dan juga sangat sedikitnya makanan halal dengan lokasi yang sangat jauh.
Dari pengalamannya itulah ia mendirikan Yamina Study Abroad atau YSA dengan tujuan memberikan yang terbaik bagi para pelajar Muslim Indonesia, untuk berkesempatan menuntut ilmu di luar negeri tanpa harus cemas dengan padatnya pelajaran sehingga sangat sulit beribadah.
YSA yang baru diresmikan pada 12 Juli 2016 ini memiliki kerjasama dengan institusi di Birmingham yang akan memberikan kesempatan beribadah (pray break) di sela-sela waktu belajar. Selain itu, memberikan kenyamanan para orang tua murid bahwa anak mereka akan berada bersama keluarga Muslim yang baik dan santun. Mereka akan menyajikan makanan halal untuk para siswa, berwisata , piknik bersama dan kegiatan-kegiatan lainnya.
“Pendidikan sangatlah penting, tetapi menjalani kehidupan sesuai agamanya adalah yang paling penting. Kami berharap program ini dapat membantu dan memudahkan para pelajar Muslim Indonesia yang ingin menuntut ilmu ke luar negeri dengan aman dan nyaman,” tegasnya.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Sementara itu, Khaled yang kini sebagai Kepala Koordinator Luar Negeri YSA akan selalu mendampingi para pelajar Muslim Indonesia selama tur studi mereka. Ia akan memberikan pengarahan sebelum keberangkatan hingga kepulangan. Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dan yang tidak boleh dilakukan selama perjalanan.
“Perjalanan akan sangat menyenangkan karena pengalaman seorang Khaled Khoualfi berkeliling negara dapat ia ceritakan kepada semua murid,” kata Wulan.
Wulan mengatakan bahwa ia sangat berpengalaman dan bersedia membantu pelajar apabila ada kesulitan dan membutuhkan pertolongan. “Selama di negara tujuan ia akan bersiap untuk mendengarkan apa yang siswa siswi butuhkan, ia akan berkoordinasi langsung dengan guru perwakilan dari sekolah masing masing,” tambahnya.
Program ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan bahasa, mempersiapkan mental dan kemandirian untuk melangkah ke perguruan tinggi, menambah ilmu budaya, tenggang rasa dan saling tolong menolong serta mengutamakan ibadah di manapun mereka berpijak nantinya pada negara yang dituju.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Fasilitas dan Makanan Halal
YSA menyediakan fasilitas belajar dengan Suasana dan lingkungan yang sangat kondusif di tempat pusat pendidikan terpilih, termasuk salah satu tempat belajar di perpustakaan terbesar Eropa yakni Central Library, Birmingham, Inggris. Perpustakaan itu memiliki 10 lantai dengan fasilitas yang sangat canggih.
Lembaga penyedia tur berkantor di bilangan Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan itu juga menyediakan Guru profesional yang berpengalaman dan kompeten di bidangnya, akan mengajarkan para siswa juga membimbing mereka agar menjadi siswa yang kreatif. Pelajaran bahasa Inggris lisan tulisan juga berbagai game kreatif yang akan membuat para pelajar menambah ilmu bahasa mereka.
Tempat belajar yang memiliki ruangan komputer, buku-buku lengkap untuk segala bidang, umur dan kalangan.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Dalam perjalanan siswa siswi tidak perlu susah payah untuk mencari makanan halal di negara tujuan ataupun ke tempat penjualan seperti supermarket halal untuk mendapatkan makanan halal, karena selain jauh dari pusat kota, makanan halal di luar negari terbilang mahal, oleh karena itu YSA menjamin dan menanggung makanan halal yang akan dikonsumsi para pelajar yang akan disajikan keluarga angkat Muslim mereka.
“Makanan yang mereka sajikan adalah makanan halal. Keluarga angkat pilihan YSA adalah keluarga yang selalu berbelanja bahan-bahan makanan halal untuk disantap keluarga mereka,” ungkap Wulan.
Dalam hal ibadah, sesampainya para pelajar Muslim Indonesia di negara tujuan, Tim YSA akan membagikan jadwal sholat di negara setempat. Dalam hal ini guru yang ikut serta pun berkewajiban untuk mengingatkan saat waktu beribadah. Ini bertujuan untuk memberikan ingatan bagi para pelajar bahwa di mana pun berada dan berpijak selalu ingat beribadah.
Tempat tinggal mereka pun sangat dekat dengan masjid, sehingga pelajar dapat menjalankan ibadah sholat jum’at berjamaah bersama penduduk lainnya. Tur studi Eropa dan Amerika Serikat yang Islami ini akan mengajarkan para pelajar untuk disiplin waktu, beribadah, belajar tetapi tidak lupa untuk bersenang senang di waktu luang mereka.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Adapun negara-negara yang menjadi tujuan tur studi pelajar Muslim Indonesia adalah Inggris (Kota London dan Brimingham), Perancis (Kota Creteil dan Paris), Australia, Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.
Wulan mengharapkan setelah mengikuti program tur studi YSA, para pelajar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan bahasa, mempersiapkan mental dan kemandirian untuk melangkah ke perguruan tinggi, menambah ilmu budaya, tenggang rasa dan saling tolong menolong serta mengutamakan ibadah dimana pun mereka berpijak.
“Kami sangat yakin program YSA sangat mendukung keberhasilan pendidikan pelajar Muslim di masa depan. Tim kami bekerja dengan sungguh-sungguh agar para pelajar mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan membuka pintu dunia bagi mereka menuju jenjang pendidikan selanjutnya,” tambahnya. (anj/R05/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel