Yayasan Kemanusiaan Turki Distribusikan Bantuan untuk Rohingya

Pengungsi . (Foto: PBB)

Ankara, MINA – Lembaga bantuan kemanusiaan yang berbasis di Turki, Humanitarian Relief Foundation (IHH), mengatakan, Selasa (19/9), pihak mereka mendistribusikan bantuan di tengah 110.000 Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh setelah menghadapi penganiayaan oleh angkatan bersenjata negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, IHH mengatakan mereka mendistribusikan tenda, makanan, peralatan dapur, dan pakaian di antara lebih dari 22.000 keluarga. Lembaga tersebut juga memasok bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membangun tempat penampungan bagi 250 keluarga.

Badan amal tersebut telah menggali tujuh sumur di kamp-kamp pengungsian dan menyediakan transportasi untuk sekitar 30 pengungsi yang terluka, World Bulletin melaporkannya.

Wakil Ketua IHH Vahdettin Kaygan mengatakan, sekitar 10.000 anak telah menjadi yatim piatu akibat kekerasan yang terus berlanjut di Rakhine, Myanmar, yang dilanda konflik.

“Banyak anak yang pindah ke Bangladesh melihat orangtua mereka dibunuh di depan mata mereka,” ujar Kaygan.

Dia juga mengatakan 85% pengungsi adalah anak-anak di Kamp Putibunia di daerah Teknaf dekat perbatasan Myanmar.

Influenza, pneumonia, diare dan penyakit yang menular melalui air juga dilaporkan terjadi di kalangan pengungsi, menurut pernyataan tersebut.

Bagi yang ingin menyumbang bisa memberikan kontribusi 5 liras (Rp19 ribu) dengan cara mengirimkan teks “ARAKAN” ke 3072.

Sejak 25 Agustus, lebih dari 420.000 orang Rohingya telah menyeberang dari Negara Bagian Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.

Para pengungsi melarikan diri dari operasi keamanan pasukan keamanan dan gerombolan Buddha yang membunuh pria, wanita, dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya. Menurut Bangladesh, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam operasi tersebut.

Turki telah berada di garis depan dalam memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan mengangkat isu tersebut di PBB.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi risiko pembunuhan yang meningkat sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012. (T/R11/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.