Amman, 14 Dzulqa’dah 1436/29 Agustus 2015 (MINA) – Menteri Wakaf dan Urusan Islam Yordania, Hayel Dawud memperingatkan, tidak akan menoleransi adanya serangan terhadap Masjid Al-Aqsha.
Menurut Kantor Berita Yordania Petra, Dawood mengutuk keputusan pemerintah Israel untuk menolak jamaah Muslim masuk ke Masjid Al-Aqsha dan membiarkan ekstremis Yahudi menyerbu di bawah perlindungan tentara dan polisi Israel yang merupakan pelanggaran dari perjanjian antara kedua negara itu.
Dawood menegaskan, penolakan sepenuhnya Yordania dari tindakan tersebut, dengan memperingatkan dari upaya Israel untuk mengubah status quo yang melanggar hukum internasional dan kemanusiaan.
“Kementerian Wakaf Yordan berkaitan erat menindaklanjuti situasi tersebut,” tegas Dawood sebagaimana Middle East Monitor (MEMO) melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (29/8).
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Otoritas Pendudukan Israel menduduki Al-Quds Timur dan Tepi Barat sejak perang Timur Tengah 1967. Kemudian berhasil mencaplok seluruh Kota Al-Quds pada 1980, mengklaim sebagai ibukota terpadu dari negara Yahudi yang diproklamirkan secara sepihak dalam sebuah langkah tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Menurut hukum internasional, Al-Quds Timur dan Tepi Barat sebagai “wilayah yang diduduki,” Zionis Israel melakukan kegiatan pembangunan permukiman ilegal hanya bagi orang-orang Yahudi di atas tanah yang tidak sah.
Masjid Al-Aqsha bagi umat Islam merupakan situs paling suci ketiga dan kiblat pertama bagi bagi umat Islam di dunia.
Sementara, orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai “Temple Mount,” mengklaim sebagai tempat dua sinagog Yahudi terkemuka di zaman kuno. (T/P002/R05)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza