Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ZINNIRAH, MEMILIH BUTA DEMI MEMPERTAHANKAN AQIDAH

Admin - Sabtu, 6 Juli 2013 - 04:56 WIB

Sabtu, 6 Juli 2013 - 04:56 WIB

2310 Views ㅤ

Oleh: Iklima Aulia R

Zinnirah adalah seorang muslimah lahir dari sebuah keluarga yang sangat miskin, kehidupan yang serba kekurangan, ia berasal dari keturunan bangsa Roma.  Zinnirah tidak terkenal karena kecantikkannya karena ia memang tidak memiliki kecantikan, ia hanya seorang hamba sahaya, namun ia mempunyai aqidah yang tebal pada masa itu.  Zinnirah terpisah dari keluarganya dan ketika itu ia menjadi seorang tawanan perang.

Sejak itu ia menjadi hamba sahaya, dijual dan sering ditukar dari tangan ke tangan.  Sepanjang jadi hamba sahaya Zinnirah sering diperlakukan kasar dan adakalanya diperlakukan seperti binatang oleh tuannya.  Suatu ketika Zinnirah berkenalan dengan seorang hamba yang senasib dengannya, yang dari hamba itu ia mendapatkan setitik cahaya Islam, karena hamba tersebut menjelaskan ajaran yang disampaikan Rosulullah shallallahu alaihi wasalam, penjelasan ajaran tersebut membuat hati Zinnirah terbuka dan dengan sepenuh hati seketika itu Zinnirah memeluk Islam tanpa ada keraguan.

Pada peringkat awal keislamannya terpaksa harus dirahasiakan, melihat situasi yang akan mengancam dirinya dari masyarakat sekitar yang sangat membenci Islam.  Ia melakukan shalat, dzikir dan membaca Al-Qur’an secara sembunyi-sembunyi dan sangat hati-hati, karena tuannya sangat memusuhi Islam.

Baca Juga: Transformasi Mardi Tato, Perjalanan dari Dunia Kelam Menuju Ridha Ilahi

Zinnirah termasuk orang pada masa awal yang masuk Islam, permulaan Islam itu penuh cobaan, siapa yang memeluknya maka dia tidak dapat terlepas dari cacian, kecaman dan siksaan serta berbagai cobaan lainnya, itu semua dirasakan oleh Zinniyah.

Nasibnya lebih malang ketika ia dibeli oleh seorang bangsawan Quraisy yang sangat berpengaruh pada masa itu, yaitu Umar Al-Khattab, ketika itu Umar belum memeluk Islam dan memusuhi Rasulullah, Umar terkenal dengan bengisnya dan sering mencerca Rasulullah pada masa itu.

Umar belum mengetahui keislaman Zinnirah, sampai pada suatu ketika Umar mendengar suara lantunan Al-Qur’an yang datang dari Zinnirah, hal ini sontak membuat kemarahan Umar, yang kemudian Umar menghukumnya dengan siksaan berat.

Zinnirah adalah seorang muslimah yang terlihat lemah, namun ia mempunya jiwa yang cukup kental serta tabah, ia menjadi mangsa awal yang diburu Umar atas kebenciannya terhadap Islam.

Baca Juga: Dato’ Rusly Abdullah, Perjalanan Seorang Chef Menjadi Inspirator Jutawan

Berbagai siksaan, ia dipukul, dijemur di tengah-tengah panasnya terik matahari, hal itu menjadi kebiasaan rutin bagi Zinnirah dalam menjalani kehidupannya sebagai hamba yang memeluk Islam.  Namun, dengan ketabahnnya ia melewati semua itu dengan hati tenang dan mengharap pada pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.

Tibalah kemarahan Umar memuncak terhadap Zinnirah, dengan wajah bengis bak singa, Umar menyeret Zinnirah ke padang pasir, kemudian mengikat kaki dan tangan Zinnirah di tengah panas terik, Umar berharap Zinnirah dapat meninggalkan Islam dan kembali ke agama nenek moyang.

Ketabahan Zinnirah atas siksaan tersebut, tidak membuatnya goyah untuk melepaskan aqidah yang telah ia yakini, cahaya Islam yang akan dipegang kuat, ia tidak akan berpaling dari Islam.

Melihat hal itu, Umar kembali menyeretnya ke pinggir kota dan mengikatnya di tiang, dan Umar menyuruh orang lain untk mencongkel mata Zinnirah sehingga buta, ia mendapat cacian dan makian dari kafir Quraisy, yang mereka percaya bahwa Zinnirah telah dilaknat Tuhan Latta dan Uzza.

Baca Juga: Hambali bin Husin, Kisah Keteguhan Iman dan Kesabaran dalam Taat

Iman Zinnirah tidak luntur, sekalipun ia telah kehilangan matanya, ia buta demi mempertahankan aqidahnya, kepercayaannya terhadap Allah tidak akan luntur, sekalipun ia harus dibunuh tetap tidak akan mampu menggoyahkan keimanannya.  Berita ini telah sampai kepada Abu Bakar as-Siddiq, yang kemudian membeli Zinnirah dengan harga tinggi, sejak itu Zinnirah lebih tekun dalam melaksanakan ajarannya, ia dapat beribadah dan atas Karunia Allah matanya dapat melihat kembali, ia dapat melihat keindahan.

Pengorbanan Zinnirah mempertahankan keyakinanya membuahkan hasil, dari peristiwa ini telah membuat ramai orang Quraisy memeluk Islam termasuk Umar Al-Khattab, tentunya atas hidayah yang Allah berikan.

Sifat bengis Umar berubah menjadi lembut, sikap kasarnya berganti dengan pemaaf, bakhil bertukar dengan pemurah, dari mengutamakan dunia menjadi mengutamakan akhirat, bahkan Umar salah satu yang tergolong Khulafurrasyidin.

Zinnirah seorang hamba sahaya yang dimuliakan Allah bukan karena pangkatnya, namun karena kegigihan dan ketabahnnya mengagungkan nama Allah. Perjuangan seorang muslimah yang tidak terkenal di dunia namun ia terkenal di langit. (P013/R2)

Baca Juga: Dari Cleaning Service Menjadi Sensei, Kisah Suroso yang Menginspirasi

Dari berbagai sumber

 

 

 

Baca Juga: Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Hezbollah yang Gugur Dibunuh Israel

Rekomendasi untuk Anda