Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zionis Israel Penjarakan Tentara yang Tolak Perang di Gaza

Arina Islami Editor : Arif R - 47 detik yang lalu

47 detik yang lalu

1 Views

Tentara Israel (Al Jazeera)

Tel Aviv, MINA – Dua tentara Zionis Israel dari Brigade Nahal dijatuhi hukuman 15 dan 20 hari penjara militer setelah menolak untuk kembali ditugaskan ke Jalur Gaza.

Otoritas Penyiaran Israel (IBA) mengonfirmasi laporan tersebut pada awal pekan ini. Mengutip The Times of Israel, Kamis (29/5)

Kedua tentara tersebut mengalami kelelahan mental dan fisik akibat keterlibatan mereka dalam agresi militer berkepanjangan yang dilancarkan Zionis Israel di Gaza sejak Oktober 2023, yang telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina syahid, terluka, dan mengungsi.

Sebelumnya, militer Zionis Israel menyatakan tidak akan memenjarakan tentara yang menolak penugasan kembali ke Gaza. Namun, hukuman ini menunjukkan meningkatnya tekanan dan perpecahan internal di jajaran militer Zionis.

Baca Juga: Warga Israel di Portugal Gabung Aksi Protes, Serukan Hentikan Serangan ke Gaza

Menurut laporan Middle East Monitor dan Al Jazeera, sejak Oktober 2023 Zionis Israel telah melancarkan perang genosida yang menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, melukai 123.000 lainnya, dan menyebabkan lebih dari 14.000 orang hilang di Jalur Gaza, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina.

Militer Zionis Israel juga dilaporkan telah mengeluarkan puluhan ribu surat panggilan cadangan untuk persiapan kampanye “diperluas” di Gaza. Namun, langkah ini memicu ketegangan sosial dan penolakan, bahkan dari kalangan tentara dan keluarga mereka sendiri.

Sebuah studi dari Universitas Tel Aviv yang dirilis oleh Haaretz menyatakan bahwa hampir 12 persen tentara cadangan yang terlibat dalam operasi di Gaza mengalami gejala PTSD berat, menjadikan mereka tidak layak untuk melanjutkan tugas militer.

Penolakan penugasan ke Gaza bukan pertama kalinya terjadi. Kasus-kasus serupa sebelumnya telah dilaporkan, meskipun mayoritas ditangani secara internal oleh militer Zionis Israel untuk menghindari pengawasan publik.

Baca Juga: 11.000 Pasien Kanker di Gaza Terputus dari Pengobatan

Sejak pelanggaran gencatan senjata oleh Zionis Israel pada 18 Maret 2025, agresi di Jalur Gaza meningkat tajam, dengan serangan tanpa henti terhadap wilayah padat penduduk, mengakibatkan ribuan korban jiwa baru.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Setujui Pembangunan 22 Permukiman Ilegal Baru

Rekomendasi untuk Anda