Gaza, MINA – Pasukan Militer Zionis Israel berencana menguasai 75 persen wilayah Jalur Gaza dalam dua bulan, usai kembali melancarkan serangan militer besar-besaran sejak 18 Maret lalu, mengakhiri gencatan senjata yang sempat berlangsung selama dua bulan.
Rencana itu terungkap melalui dokumen internal yang dilaporkan The Times of Israel, dikutip pada Selasa (27/5).
Dalam dokumen tersebut, pasukan militer Zionis Israel mengerahkan lima divisi yang mencakup puluhan ribu tentara untuk melancarkan serangan darat skala besar, dengan target utama infrastruktur kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Sebagai bagian dari strategi ofensif ini, sekitar dua juta warga Palestina akan dipaksa berpindah ke area yang hanya mencakup 25 persen dari luas wilayah Jalur Gaza.
Baca Juga: Israel Peringatkan Warganya Tidak Lewat Yordania atau Mesir
Tiga zona “lebih aman” yang ditentukan rezim pendudukan itu mencakup wilayah pesisir Mawasi di selatan Gaza, jalur sempit di Deir al-Balah dan Nuseirat di wilayah tengah, serta sebagian wilayah di pusat Kota Gaza.
Menurut estimasi Pasukan Militer Zionis Israel, saat ini sekitar 700.000 warga Palestina berada di zona Mawasi, 300.000 hingga 350.000 di wilayah Gaza tengah, dan sekitar satu juta warga masih bertahan di Kota Gaza.
Target wilayah yang akan diduduki mencakup seluruh Rafah, Khan Younis, dan kawasan di utara Kota Gaza.
Pasukan Militer Zionis Israel menyatakan akan “membersihkan” wilayah-wilayah tersebut dari pejuang dan infrastruktur Hamas, menghancurkan sebagian besar bangunan, dan mendudukinya secara penuh dalam waktu sekitar dua bulan. Saat ini, mereka telah menguasai sekitar 40 persen wilayah Gaza.
Baca Juga: Kilang Minyak Haifa Ditutup Total Imbas Serangan Rudal Iran
Rencana ini memicu kekhawatiran mendalam komunitas internasional atas risiko bencana kemanusiaan yang lebih luas, mengingat eskalasi kekerasan dan kondisi yang sudah sangat kritis akibat blokade dan serangan yang terus berlangsung.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Tentara Brigade Golani Israel Tewas, Sebelas Lainya Luka-luka