Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

⁠⁠⁠Kepemimpinan Umat Islam Akhir Zaman Sudah Berjalan 66 Tahun

Nur Hadis - Ahad, 24 September 2017 - 23:16 WIB

Ahad, 24 September 2017 - 23:16 WIB

418 Views

Amir Majelis Taklim Wa Tadrib Jamaah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung, Munawir Muhson berikan tausiah dihadapan ratusan peserta Tabligh Akbar di Way Tuba, Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Ahad, (24/9). Photo: Hadis/MINA

Amir Majelis Taklim Wa Tadrib Jamaah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung, Munawir Muhson berikan tausiah dihadapan ratusan peserta Tabligh Akbar di Way Tuba, Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Ahad, (24/9). Photo: Hadis/MINA

 

Way Kanan, Lampung, MINA – Sistem Kepemimpinan Umat Islam sudah berjalan 66 tahun,  kata Amir Majelis Taklim Wa Tadrib Jamaah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung, Munawir Muhson.

Di depan ratusan peserta Tabligh Akbar di Way Tuba, Bumi Agung, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Ahad, (24/9), dia menyebutkan, diitetapkannya  kembali Jamaah Muslimin (Hizbullah) sebagai sistem kepemimpinan Muslimin ini sejak 10 Dzulhijjah 1372 Hijriyah.

“Kalau dihitung, sejak 1372 sampai saat ini 1438 Hijriyah, maka sudah 66 tahun berjalan,” katanya. “Namun disayangkan, respon terhadap persatuan umat ini sangat kurang.”

Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online

“Ada yang bilang sekarang sudah tidak televan. Padahal dari dulu sampai sekarang bahkan sampai kiamat sistem ini harus berlaku, sebab kesatuan merupakan bagian dari syariat Islam,” ujarnya.

Munawir menekankan kesatuan umat atau persaudaraan menurut  Islam harus dalam satu pimpinan. “Tanpa diipimpin oleh seorang pemimpin rasanya akan sulit dilaksanakan. Sebagai miniatur, kita bisa lihat shalat berjamaah, tentu harus ada Imamnya.”

Jamaah Muslimin (Hizbullah) sebagai wadah kesatuan Umat Islam  berpusat di Jakarta  dengan Imaam pertama Wali Al-Fatah, kedua, Muhyiddin Hamidy, kemudian dilanjutkan saat ini oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur.

Dalam pergerakannya, Jamaah ini mempunyai karakter Rahmatan Lil A’lamin sebagaimana tercermin dari perilaku Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin yang jauh dari kekerasan dan pemaksaaan dalam menerapkan syariat.. (L/B01/RS1).

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Mi’raj News Agency (MINA).

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia