Jakarta, MINA – Peringatan 60 tahun kerjasama bilateral Indonesia-Jepang diharapkan dapat semakin mempererat hubungan antar kedua negara melalui Proyek 2045.
Proyek tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi cara yang berpotensi menjadikan Indonesia menjadi sebuah negara kuat, damai dan makmur pada tahun 2045 nanti.
“Saya sangat percaya bahwa penelitian dan hasil diskusi seminar ini akan menjadi masukan bagi pemangku kebijakan di Indonesia dan Jepang,” tutur Christophe Bahuet, Direktur United Nations for Development Programme (UNDP) saat memberikan sambutan di Seminar High-Level Project 2045 Jakarta, Sabtu (8/12).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Sementara itu, Presiden Lembaga Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA) Hidetoshi Nishimura mengatakan, pesan penting dari Proyek 2045 adalah pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Ia menekankan, Indonesia dan Jepang harus fokus berinvestasi untuk mengembangkan SDM, khususnya untuk menghadapi perkembangan teknologi digital. Proyek tersebut juga didesain untuk memperkuat ekonomi dan mencegah konflik serta ekstrimisme.
Nishimura mengungkapkan, tiga target kerjasama Indonesia-Jepang di masa depan adalah menguatkan demokrasi dan menjadi kekuatan global maritim, menjadi negara lima besar kekuatan ekonomi dunia, mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Sedangkan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, akan fokus menjalin dan mempererat kerjasama dengan Pemerintah Jepang dalam tiga bidang untuk mensukseskan proyek tersebut.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Indonesia-Jepang perlu mempererat kerjasama dalam tiga bidang, yaitu bidang manufaktur (industri), lingkungan hidup baik perubahan iklim maupun penanganan bencana, dan kerjasama investasi,” jelas Bambang sesusai memberikan paparan di Seminar High-Level Project 2045. (L/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon