Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

11 IAIN Berproses Alih Status Jadi Universitas Islam Negeri

Hasanatun Aliyah - Selasa, 24 September 2019 - 22:22 WIB

Selasa, 24 September 2019 - 22:22 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Sebanyak 11 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) akan bertransformasi atau alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

Proses transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terus berlangsung. Proses ini memasuki tahap overview yang dibahas bersama dalam focus group discussion (FGD) tentang perubahan bentuk IAIN menjadi UIN yang mengangkat tema “Overview Penguatan Bangunan Epistemologi Keilmuan dan Integrasi Ilmu Islam dan Sains.”

FGD yang berlangsung di Jakarta, 22-23 September 2019,  dipimpin Kasubdit Kelembagaan dan Kerja sama M. Adib Abdushomad dan dihadiri Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim GP, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra, Deputi IV Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemeko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan H.R. Agus Sartono, serta para Rektor dan Wakil Rektor dari 11 IAIN yang akan berubah menjadi UIN.

Ke-11 IAIN yang akan bertransformasi menjadi UIN adalah IAIN Jember, IAIN Tulungagung, IAIN Surakarta, IAIN Bengkulu, IAIN Palu, IAIN Ambon, IAIN Padangsidempuan, IAIN Palangkaraya, IAIN Purwokerto, IAIN Sultan Amai Gorontalo, IAIN Samarinda.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Guru Besar Bidang Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menilai perubahan bentuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) merupakan tanggung jawab keumatan dan kebangsaan.

Perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mutlak adanya untuk menangkal impor ajaran Islam dari luar yang tidak sesuai dengan ajaran Islam Wasatiyah di Indonesia.

“Integrasi keilmuan Islam dan Sains harus menjadi visi UIN sebagai mandat yang lebih luas guna menghasilkan umat yang kompeten, jangan ada lagi dikotomi ilmu Islam dan ilmu umum,” jelas Azra dalam siaran tertulis yang diterima MINA, Selasa (24/9).

“Dalam menghadapi perubahan lingkungan seperti revolusi industri 4.0, perguruan tinggi tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama, strategi lama dan cara pengelolaan lama. Perlu perubahan paradigma, strategi dan manajemen agar perguruan tinggi dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang dimunculkan revolusi industri 4.0. ketidakmampuan perguruan tinggi beradaptasi dengan lingkungan menjadikan lembaga tidak sehat,” tambahnya.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Deputi IV Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Agus Sartono juga mendukung perubahan bentuk kelembagaan IAIN menjadi UIN yang akan diusulkan.

“Persiapan secara kelembagaan perlu disiapkan dari sekarang sehingga proses menuju UIN lebih mudah” jelasnya.

Di hadapan para rektor, Agus berbagi rekomendasi untuk menjadi PTKIN yang maju. Menurutnya, PTKIN wajib menyusun bisnis plan untuk mencapai target akreditasi institusi dan program studi serta rektor PTKIN harus punya target penendatanganan kontrak selama masa jabatannya.

Di samping itu, PTKIN harus berinovasi membentuk Prodi Vokasi yang terintegrasi untuk menghadapi industri 4.0. PTKIN. (R/R10/RI-1)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK