Depok, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan, 11 (sebelas) perguruan tinggi di Indonesia bisa menembus peringkat dunia di tahun 2024.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 di lapangan Rotunda, Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (2/5).
Ia menjelaskan, saat ini, Indonesia baru memiliki 11 perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) dari total 4.741 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Namun, yang tercatat masuk 500 besar Quacquarelli Symonds (QS) World University hingga 2019 ini baru tiga universitas. Yaitu, Universitas Indonesia (UI) pada ranking 292, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada ranking 359, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada ranking 391.
“UI sekarang sudah berada di nomer urut 292 perguruan tinggi dunia, kita ingin dorong bisa masuk di angka 200 besar dunia. ITB di 340, bagaimana kita dorong ke angka 200. UGM 390 bagaimana kita dorong menjadi 200,” ujar Nasir.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Terkait ini, Menristekdikti juga mendorong PTN-BH lainnya agar segera tercatat dalam 500 QS.
Dari 11 PTN-BH di Indonesia yang tercatat, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hasanuddin (Unhas), serta Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Ia menjelaskan saat ini, dana yang telah dialokasikan untuk riset sendiri sudah sebesar Rp 950 miliar. Nasir ingin agar tahun 2020 nanti dana yang dialokasikan bisa meningkat. Khususnya untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi peringkat kelas dunia.
“Kami coba ajukan untuk masuk kelas dunia sekitar Rp 10 triliun dulu untuk tahun 2020 nanti. Dananya untuk pengembangangan riset, staff mobility, dosen asing ke Indonesia atau sebaliknya Indonesia ke luar negeri, mahasiswa dan semua harus kita lakukan. Riset collaborate,” jelasnya. (L/R10/P2)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)