Marathwada, India, 16 Rajab 1437/24 April 2016 (MINA) – Pemerintah India mengatakan, sekitar 330 juta warganya terkena dampak buruk oleh kekeringan yang melanda negara itu.
Wilayah Marathwada di negara bagian barat Maharashtra adalah daerah yang sangat terpengaruh oleh kekeringan yang terburuk dalam beberapa dekade.
Marathwada berjarak sekitar 400 km dari Mumbai. Wilayah tersebut tidak mendapatkan hujan yang cukup selama tiga tahun terakhir ini.
Sementara itu, masyarakat miskin di daerah pedesaan, terpaksa minum air apa pun yang mereka bisa peroleh.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Pada 2015, wilayah tersebut hanya menerima 49 persen dari jumlah normal curah hujan.
Beberapa wilayah hanya menerima 35 persen curah hujan dari normal.
Kereta yang sarat dengan air dikirim ke seluruh negeri, tapi sumur petani mengering dan air minum harus dijatah.
Hampir setiap hari kereta tiba membawa jutaan liter air ke daerah yang dilanda kekeringan, tapi itu tidak cukup.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
“Ini tidak banyak membantu, karena kita hanya mendapat sekali sebelum di 15 hari terakhir,” kata seorang warga desa kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). “Kami hanya mendapatkan 50 liter per rumah untuk delapan hari, sementara yang lain mendapatkan 200 liter setiap hari.”
Gelombang panas tahun ini membuat kondisi lebih buruk. Suhu di banyak negara bagian India di atas rata-rata. Beberapa tempat melaporkan suhu lebih dari 50 derajat Celcius, lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Gelombang panas sekarang telah menimbulkan kematian lebih dari 100 orang dan ketakutan meningkat bahwa ini bisa berubah menjadi bencana besar.
Secara global gelombang panas adalah salah satu penyebab terbesar kematian terkait cuaca.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Situasi di India diperparah karena banyak orang yang tidak memiliki pendingin ruangan.
Kipas listrik hanya dapat memberikan bantuan jika suhu di bawah 35 derajat Celcius.
Tahun lalu 2.500 orang tewas dalam gelombang panas yang mencengkeram negara itu pada Mei.
Saat ini, petani menunggu hujan monsun yang diperkirakan turun pada Juni. (T/P001/P2)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)