Jakarta, MINA – Ketua Yayasan Indonesia Mengaji, Komjen Pol Dr (HC) Syafruddin mengatakan, dari semua penduduk Indonesia beragama Islam, yaitu 87,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia, ternyata hanya 35 persen yang bisa membaca Al-Quran, jadi 65 persen itu tidak bisa membaca Al-Quran, apalagi hafiz Al-Quran.
Hal itu ia samapaikan pada acara peluncuran awal “Indonesia Mengaji untuk Kemakmuran dan Kedamaian Bangsa” secara daring.
Syafruddin berharap, pengentasan buta aksara Al-Quran ini bisa dientaskan dalam lima tahun ke depan dengan capai 15-20 persen. Sehingga pada lima tahun selanjutnya, persentase pengentasan buta aksara Al-Quran ini bisa mencapai lebih dari 50 persen.
“Saya sampaikan kepada tokoh-tokoh pemuda Islam, pemimpin muda Islam, bahwa Prof Nasaruddin Umar dan saya hanya mengantar di soft launching dan di grand launching, setelah itu Anda semua yang melanjutkan. Bukan tugas kami, kami sudah lansia,” ujarnya.
Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa
Syafruddin menjelaskan, Muslim yang tidak bisa membaca Al-Quran ada di berbagai kalangan usia. Mulai dari usia anak-anak, pemuda 20-30 tahun, hingga lansia.
Oleh karena itu, lanjut dia, Yayasan Indonesia Mengaji mendorong untuk menghasilkan satu juta hafiz Al-Quran. Ini sekaligus melanjutkan cita-cita almarhum Syaikh Ali Jaber dan para tokoh Islam yang sedang berjuang di jalan itu.
“Sekolah mengaji untuk kalangan pemuda usia 20-30 tahun itu tidak ada, apalagi lansia. Maka kita harus mendorong di semua lini, bukan hanya di kalangan anak-anak, tetapi juga di level pemuda dan lansia. Itu yang menjadi kegelisahan kita,” pungkasnya.(R/SH/R1)
Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti: Guru Agen Peradaban
Mi’raj News Agency MINA