Tel Aviv, MINA – Sekitar 80.000 pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan Rabin Tel Aviv pada Sabtu malam (11/7) untuk menyuarakan kemarahan mereka memprotes pemerintah yang gagal menangani perekonomian dan menanganis virus Covid-19
Peserta aksi menganggap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Israel Katz telah gagal menangani perekonomian negara selama krisis Covid-19. The Jerussalem Post melaporkan, Ahad (12/7).
“Tidak ada lagi game!” teriak salah satu penyelenggara protes, Ronen Mili dari Association of Restaurant and Bar Owners.
“Kami menunggu selama empat bulan dan belum melihat uang receh!” lanjutnya.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Beberapa pengunjuk rasa membawa poster-poster menghujat kegagalan pemerintahan Israel.
Mili adalah salah satu orang yang diundang untuk bertemu dengan Netanyahu dan Katz pada Jumat (10/7) menyampaikan keprihatinan para mahasiswa, seniman dan pemilik restoran kepada perdana menteri. Netanyahu mendesak delegasi untuk membatalkan protes dan meyakinkan mereka bahwa mereka akan mengadakan pertemuan rutin tiap Jumat. Namun sebagian besar aktivis, yang sudah muak dengan janji-janji, menolak.
“Jika seseorang bisa memakan janji,” kata pemilik klub musik Barby, Shaul Mizrahi. “Kita semua akan kelebihan berat badan. Kami muak dengan kata-kata dan slogan-slogan yang mengambang di udara,” lanjutnya.
Para pengunjuk rasa di Lapangan Rabin mengikat kepala mereka dengan kain hitam, tanda berkabung atas demokrasi Israel yang sekarang dipimpin oleh seorang pria terdakwa melakukan korupsi dan pelanggaran kepercayaan. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)