Yerusalem, MINA – Beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan operasi perlawanan khusus di Tepi Barat dan Yerusalem, termasuk peluncuran roket, peledakan perangkat berdaya ledak tinggi buatan sendiri, operasi penembakan, bentrokan bersenjata, serta operasi penikaman dan penikaman.
Menurut laporan Palestine Information Center (PIC), Sabtu (2/9), sebanyak 859 aksi perlawanan tercatat selama bulan Agustus lalu, yang mengakibatkan lima tentara pendudukan Israel tewas, melukai 58 tentara dan pemukim dengan berbagai luka.
“Dengan jumlah itu, sejak awal tahun ini, sebanyak 37 pendudukan dan pemukimnya tewas akibat serangan-serangan balasan para pejuang Palestina,” ungkap sumber itu.
Selama bulan Agustus, 21 warga Palestina gugur di Tepi Barat dan Yerusalem akibat kebakaran dari pendudukan dan pemukimnya di Tepi Barat, termasuk syahidnya pemuda Ashraf Abdel Karim Hussein (35), menyusul ledakan yang tidak disengaja di tengah Jalur Gaza.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Pada tanggal 1 Agustus, syahid Muhannad Mazara (20), dari kota Al-Eizariya setelah melakukan operasi penembakan di dekat pemukiman Maale Adumim di Yerusalem yang diduduki, yang mengakibatkan 6 pemukim luka-luka.
Pada tanggal 5 Agustus 2023, Tel Aviv menyaksikan operasi penembakan yang dilakukan oleh syuhada Kamel Abu Bakr (27), dari desa Rummana, sebelah barat Jenin, yang mengakibatkan terbunuhnya salah satu petugas polisi pendudukan, dan melukai 2 orang lain.
Pada 19 Agustus 2023, seorang pejuang perlawanan melakukan serangan penembakan di Huwwara di Nablus dari jarak nol, yang mengakibatkan terbunuhnya dua pemukim. Seorang pemukim perempuan juga tewas akibat operasi penembakan dari mobil Palestina yang dilakukan dua mantan tahanan Israel, Muhammad dan Saqr Al-Shanter, di kota Hebron pada 21 Agustus 2023.
Perlawanan di Tepi Barat berakhir pada bulan Agustus dengan peledakan alat peledak di kaki pasukan infanteri tentara pendudukan di Nablus, melukai 4 tentara pendudukan. Sementara Ayed al-Qani (30) dari desa Kafr Qalil, selatan Nablus yang berada di balik penanaman peledak itu syahid.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Sementara itu, gugurnya Daoud Abdel-Razzaq Fayez (41) yang melakukan serangan telak terahadap tentara pendudukan di dekat pos pemeriksaan Beit Sira, sebelah barat Ramallah, yang mengakibatkan kematian seorang tentara dan melukai 5 yang lain.
Sumber lain, Maata Center juga memantau 89 operasi penembakan, 2 operasi tabrak lari, 6 operasi penikaman atau percobaan penikaman, dan 3 penembakan pesawat pengintai, sedangkan jumlah operasi penanaman atau pelemparan alat peledak mencapai 33 operasi, 7 operasi peluncuran petasan pada sasaran pendudukan, 9 operasi pembakaran fasilitas, kendaraan, dan tempat militer, dan 27 operasi penghancuran kendaraan dan perlengkapan militer.
Pada periode yang sama, aktivitas anti-pendudukan yang populer terus berlanjut, dan jumlah demonstrasi dan pawai mencapai 18 demonstrasi, 228 operasi pelemparan batu, 305 konfrontasi langsung dengan pasukan pendudukan, 18 operasi pelemparan bom molotov, dan 113 operasi untuk menghadapi serangan pemukim di seluruh Tepi Barat.
Provinsi Nablus, Jenin, dan Hebron menyaksikan jumlah operasi perlawanan tertinggi, masing-masing mencapai 173, 129, dan 125. (T/R12/P1)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mi’raj News Agency MINA)