Idlib, MINA – Sekitar 90.000 lebih warga sipil telah meninggalkan rumah mereka di zona eskalasi Idlib di Suriah barat laut selama empat hari terakhir karena serangan oleh pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka.
Serangan Bashar Al-Assad, Rusia dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran di daerah perumahan Aleppo dan Idlib terus menggusur ribuan warga Suriah, Anadolu Agency melaporkan, Sabtu (8/2).
Menurut Kelompok Koordinasi Respons Suriah, warga sipil dipindahkan menuju ke daerah dekat perbatasan Turki karena adanya serangan yang melanggar perjanjian gencatan senjata antara Turki dan Rusia.
Warga sipil, yang meninggalkan rumah mereka karena serangan itu, melarikan diri ke daerah-daerah dekat perbatasan Turki atau berlindung di daerah-daerah yang bebas dari teroris oleh operasi anti-teror Turki.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sejak Januari 2019, jumlah warga Suriah yang dipindahkan dari Idlib dan Aleppo telah meningkat menjadi hampir 1,77 juta warga.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun, lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas sejak gencatan senjata terus dilanggar.
Dalam langkah baru, Turki mengumumkan pada 10 Januari bahwa gencatan senjata baru di Idlib akan dimulai tepat setelah tengah malam pada 12 Januari. Namun, Bashar Al-Assad dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran melanjutkan serangan mereka.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sejak meletusnya perang saudara berdarah di Suriah pada 2011, Turki telah menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka, menjadikan Turki sebagai negara yang menampung pengungsi terbesar di dunia. (T/HD/R7/RS3)
Mi’raj News Ajency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon