abbas-abdullah-300x200.png" alt="" width="300" height="200" /> Presiden Mahmoud Abbas dengan Raja Abdullah dari Yordania di Istana al-Hussaynieh di Amman. (Foto WAFA)
Amman, MINA – Presiden Paleatina Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah pada hari Senin (29/1) di Ibu kota Amman bertemu membahas implikasi dari keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Kedua pemimpin tersebut membahas langkah selanjutnya menyusul keputusan AS mengenai ancaman Yerusalem dan Israel untuk merampas lebih banyak tanah Palestina.
WAFA melaporkan, kedua pemimpin tersebut juga membahas pengembangan dan upaya regional untuk menemukan solusi damai terhadap konflik di wilayah ini.
Mereka juga membicarakan upaya untuk mengadopsi posisi terpadu mengenai isu Palestina serta hubungan bilateral dan bagaimana mengembangkannya.
Baca Juga: Sudah 180 Hari Lebih Direktur RS Kamal Adwan Dr. Abu Safiya Ditahan Israel
Presiden Abbas secara resmi disambut dan diterima di Istana al-Hussaynieh Amman oleh Raja Abdullah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan bahwa ada dampak positif bagi umat beragama di Indonesia imbas pengakuan sepihak Amerika Serikat atas Yerusalem, Palestina sebagai Ibu Kota Israel, menggantikan Tel Aviv.
“Sikap Trump di dalam negeri membangun soliditas umat Islam. Kalau selama ini kita beda-beda dalam beberapa hal. Tapi soal Palestina ini sama. Bahkan tidak hanya umat Islam saja, tapi juga dengan umat Kristen,” ujar Mu’ti dalam diskusi “Kotak Pandora Itu Bernama Yerusalem” di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta, Sabtu (9/12/2017).
Selama ini, menurut Mu’ti, umat Islam di Indonesia seakan-akan terlena dengan perbedaan-perbedaan pandangan dan sikap atas satu hal antarkelompok yang ada.
Baca Juga: Brigadir Al-Quds Targetkan Puluhan Tentara Israel, Ada Korban yang Dilaporkan
(T/B05/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Media AS: Israel Ancam akan Ubah Gaza Jadi Debu Jika Perundingan Gencatan Senjata Gagal