Amman, MINA – Presiden Paleatina Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah pada hari Senin (29/1) di Ibu kota Amman bertemu membahas implikasi dari keputusan AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Kedua pemimpin tersebut membahas langkah selanjutnya menyusul keputusan AS mengenai ancaman Yerusalem dan Israel untuk merampas lebih banyak tanah Palestina.
WAFA melaporkan, kedua pemimpin tersebut juga membahas pengembangan dan upaya regional untuk menemukan solusi damai terhadap konflik di wilayah ini.
Mereka juga membicarakan upaya untuk mengadopsi posisi terpadu mengenai isu Palestina serta hubungan bilateral dan bagaimana mengembangkannya.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Presiden Abbas secara resmi disambut dan diterima di Istana al-Hussaynieh Amman oleh Raja Abdullah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan bahwa ada dampak positif bagi umat beragama di Indonesia imbas pengakuan sepihak Amerika Serikat atas Yerusalem, Palestina sebagai Ibu Kota Israel, menggantikan Tel Aviv.
“Sikap Trump di dalam negeri membangun soliditas umat Islam. Kalau selama ini kita beda-beda dalam beberapa hal. Tapi soal Palestina ini sama. Bahkan tidak hanya umat Islam saja, tapi juga dengan umat Kristen,” ujar Mu’ti dalam diskusi “Kotak Pandora Itu Bernama Yerusalem” di Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta, Sabtu (9/12/2017).
Selama ini, menurut Mu’ti, umat Islam di Indonesia seakan-akan terlena dengan perbedaan-perbedaan pandangan dan sikap atas satu hal antarkelompok yang ada.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
(T/B05/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam