Ramallah, MINA – Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas memperbarui komitmennya untuk menyelenggarakan pemilihan presiden dan legislatif Palestina di Yerusalem yang diduduki.
Sebuah pernyataan Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan, setelah pertemuannya di Ramallah, mengatakan, “Abbas menekankan ketaatan untuk mengadakan pemilihan dengan memilih dan mencalonkan diri di dalam Yerusalem Timur, mengingat halangan Israel atas hal ini.” Quds Press melaporkan pada Sabtu (11/1).
Eksekutif meminta komunitas internasional untuk memaksa Israel tidak terus menghalangi penyelenggaraan pemilihan, terutama di Yerusalem Timur yang diduduki.
Dan pada akhir Desember 2019, surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa “Israel memutuskan, mengabaikan permintaan Otoritas Palestina untuk mengizinkan orang-orang Palestina di Yerusalem Timur berpartisipasi dalam pemilihan.”
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Otoritas Palestina telah mengajukan permintaan resmi dari Tel Aviv untuk mengizinkan penduduk Yerusalem Timur, berpartisipasi dalam pemilihan legislatif dan presiden, dalam pemilihan umum.
Di bawah tekanan pendudukan, otoritas pendudukan mengizinkan pemilihan diadakan di Yerusalem pada tahun 1996, serta pemilihan presiden terakhir pada 2005 dan pemilihan legislatif terakhir pada 2006.
Israel mengklaim bahwa kota Yerusalem, di sisi timur dan baratnya, adalah ibu kotanya dan tunduk pada kedaulatan penuhnya. Klaim yang ditolak oleh Palestina dan negara-negara Arab, dan tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagian besar dunia. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza