London, MINA – Dapat berlatih olahraga yang Anda sukai, menjaga iman Anda, dan menjadi panutan bagi orang lain adalah persamaan yang sulit, bagi Abtaha Maqsood, seorang pemain kriket Muslim berusia 22 tahun dari Glasgow, Ketika ia memutuskan menjadi pemian kriket pertama yang mengenakan hijab.
Lahir dari orang tua Pakistan, Abtaha mulai bermain kriket saat masih kecil di taman rumahnya bersama ayah dan saudara laki-lakinya.
“Ayah dan ibuku sama-sama pecinta kriket. Tapi ayah saya, khususnya, mengatakan semua olahraga itu penting,” katanya, Geo News melaporkan, dikutip oleh AboutIslam.
Dia baru berusia 11 tahun ketika dia bergabung dengan klub kriket lokalnya “Poloc”. Hanya empat bulan setelah bergabung dengan klub, ia terpilih untuk mewakili skuad U-17 Skotlandia melawan Irlandia di turnamen T20 pada usia 12 tahun.
Baca Juga: Nelson Mandela, Pejuang Kemanusiaan dan Pembela Palestina
Saat ini, dia bermain untuk Birmingham Phoenix dalam format pendek turnamen kriket 200-bola baru “The Hundred” di Inggris.
“Saya tidak pernah benar-benar memiliki panutan yang terlihat seperti saya ketika saya tumbuh dewasa. Saya pikir itu akan sangat membantu saya dan memberi saya rasa memiliki. Jadi, mudah-mudahan, saya bisa menjadi orang itu untuk gadis-gadis muda sekarang,” tambahnya.
Selain bermain kriket, Abtaha juga memegang sabuk hitam Taekwondo yang didapatnya saat berusia 11 tahun. Ia juga pernah mengikuti kejuaraan Taekwondo Inggris dan Skotlandia.
Dia sendiri saat ini menjadi mahasiswa tahun ketiga di Universitas Glasgow di mana dia mengejar gelar di bidang kedokteran gigi.
Baca Juga: Menang Lawan Brasil, Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024 eFootball
“Itu (hijab) sangat penting bagi saya pada waktu itu seperti sekarang dan saya akan terus memakainya”, tambahnya.
Meskipun dia sendiri tidak pernah menghadapi hambatan budaya, dia berharap dapat menginspirasi gadis-gadis muda Muslim untuk mengatasi hambatan apa pun yang mereka hadapi.
“Saya sangat berharap orang-orang, ketika melihat saya, dapat menyadari bahwa bermain kriket dan berhijab bisa dilakukan secara bersamaan. Dan ada orang-orang di luar sana yang dapat mendukung gadis-gadis muda melaluinya jika mereka benar-benar ingin bermain kriket di level tinggi atau olahraga profesional lainnya dalam hal ini,” katanya.
Saat ini semakin banyak wanita Muslim yang mengambil bagian dalam berbagai olahraga baru-baru ini, dalam perayaan keragaman. Menurut Sport England, hanya 18 persen wanita Muslim yang ambil bagian dalam olahraga, dibandingkan dengan 30 persen dari total populasi wanita.
Baca Juga: Timnas Indonesia Bermain Imbang 3-3 atas Laos di Piala AFF 2024
Enam tahun lalu, angkanya hanya 12 persen menunjukkan peningkatan wanita Muslim yang mengambil olahraga dan kebugaran. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kisah Muchdir, Rela tak Kuliah Demi Merintis Kampung Muhajirun