Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abul Hidayat: Momentum Kemerdekaan, Jaga dan Rawat Nilai-nilai Ketuhanan Sila Pertama Pancasila

Nur Hadis - Senin, 15 Agustus 2022 - 03:32 WIB

Senin, 15 Agustus 2022 - 03:32 WIB

23 Views

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Pada Momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini, masyarakat diharapkan menjaga dan merawat nilai-nilai ketuhanan sebagai wujud pengamalan sila pertama Pancasila, yakni ketuhanan Yang Maha Esa.

Demikian dikatakan Pembina Lembaga Bimbingan Ibadah dan Penyuluhan Islam (LBIPI) Bogor, KH. Abul Hidayat Saerodjie pada Tabligh Akbar yang diadakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung di Masjid An-Nubuwwah, Al-Muhajirun, Lampung Selatan, Ahad (14/8).

Sebab menurutnya, peristiwa kemerdekaan Indonesia bukanlah sebuah hadiah, melainkan hasil perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia. Umat Islam menjadi mayoritas dalam usaha memerdekakannya.

“Walaupun senjata saat itu masih berupa bambu runcing melawan meriam, tapi kemerdekaan berhasil diraih yang dipimpin para tokoh kyai dan ulama. Mayoritas umat Islam berjuang sejak jaman Portugis, Inggris, Belanda, bahkan sebelum ada Republik Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan

Jadi, lanjut AHI, kalau saat ini ada umat Islam seolah-olah anti-Pancasila, anti-bhinneka tunggal ika, hanyalah propaganda politik. Justru, perjuangan lahirnya RI adalah perjuangan mayoritas umat Islam.

Ketika ada kesepakatan Indonesia merdeka, kelompok minoritas meminta supaya Indonesia jangan dijadikan negara agama, sehingga diakomodir menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Meski begitu, yang perlu diingat, Indonesia memang bukan negara agama, tapi juga bukan negara sekuler. Melainkan Indonesia negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dan masyarakatnya agamis.

“Kalau nilai-nilai ketuhanan sudah mulai disingkirkan, ini masalah. Sebab suatu bangsa yang tidak punya moral, sehebat apapun, pasti akan hancur,” tegasnya.

Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama

Selain itu, ia juga menyampaikan tentang mutiara hikmah yang dapat selalu diambil dari setiap peristiwa, apapun yang menimpa manusia baik yang menyenangkan maupun tidak, diantaranya peristiwa dari ibadah haji dan hijrahnya Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Ketika jamaah haji memasuki tanah suci, tanah haraam, semuanya wajib mengenakan pakaian ihram, mengucapkan kalimat talbiyah dan niat,” katanya.

Menurutnya, ketika mengenakan pakaian ihram semua atribut yang dipakai di badan harus dilepas, jamaah wajib hanya memakai pakaian ihram. Hal itu memiliki makna persamaan dan persatuan.

“Semua pakai warna putih, apakah dia pejabat, rakyat, konglomerat, raja, semuanya sama-sama menghadap Allah. Mengingatkan kita bahwa setiap manusia punya markat dan hartabat sama, yang membedakan hanya taqwa,” jelasnya.

Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal

Kemudian, latar belakang hijrahnya nabi Muhammad, meskipun karakternya sangat baik dan mulia, orang-orang kafir tetap menanggapi dengan sikap permusuhan dengan diejek, ditindas, dianiaya, padahal nabi mengajak melakukan hal baik.

Pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut, menurutnya, yaitu apapun yang dilakukan oleh para nabi pasti akan dihadapi syaitan yang menjadi musuhnya, syaitan manusia dan syaitan jin untuk merusak agama Allah.

“Tapi kebatilan dan rekayasa yang luar biasa, tidak akan bisa mengalahkan yang hak,” tegasnya.

Tabligh Akbar yang bertema, “Dengan Semangat Hijrah dan Kemerdekaan RI ke-77, Kita Perkokoh Kesatuan Umat Islam” diisi oleh tiga pembicara, yaitu Animator Nusa & Rara, Muhammad Bilal bin Ali Efendy, Pembina Lembaga Bimbingan Ibadah dan Penyuluhan Islam (LBIPI) Bogor, KH. Abul Hidayat Saerodjie, Pembina Utama Ponpes Al-Fatah se-Indonesia, Imaam Yakhsyallah Mansur, MA.(L/cha/P1)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia