Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADA 16.000 ANAK SALING PERANG DI SUDAN SELATAN

Rudi Hendrik - Sabtu, 14 November 2015 - 12:33 WIB

Sabtu, 14 November 2015 - 12:33 WIB

555 Views

Tentara anak Sudan Selatan. (Foto: WSJ)
<a href=

Tentara anak Sudan Selatan. (Foto: WSJ)" width="300" height="200" /> Tentara anak Sudan Selatan. (Foto: WSJ)

Juba, 2 Safar 1437/14 November 2015 (MINA) – Sekitar 16.000 anak-anak telah diadu satu sama lain dalam episode kekerasan mengerikan dari konflik yang sudah berjalan 21 bulan di Sudan Selatan, menurut laporan lembaga Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).

UNICEF bersama lembaga Inisiatif Tentara Anak menyeru semua pihak dalam konflik Sudan Selatan agar tidak memobilisasi 15.000 hingga 16.000 anak yang diduga kuat digunakan oleh angkatan dan kelompok bersenjata.

“Kita harus belajar dari kesalahan masa lalu,” kata pemimpin Inisiatif Tentara Anak, Romeo Dallaire,  yang juga memimpin Misi Bantuan PBB untuk Rwanda pada 1994, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (14/11).

Dallaire berada di Sudan Selatan untuk kunjungan lima harinya yang didukung oleh UNICEF bertujuan membantu advokasi untuk mengakhiri perekrutan dan penggunaan anak-anak sebagai tentara.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Kunjungannya termasuk satu hari perjalanan ke Pibor di bagian timur negara itu untuk berbicara kepada sekitar 1.755 anak-anak yang baru saja dibebaskan dari Faksi Cobra dengan dukungan UNICEF dan mitra lainnya.

“Anak-anak dibebaskan dari Faksi Cobra awal tahun ini di Pibor memberikan secercah harapan,” kata Ettie Higgins, Wakil Duta UNICEF untuk Sudan Selatan. “Anak-anak harus di sekolah, bukan di medan perang.”

Ratusan anak-anak di Sudan Selatan telah tewas atau cacat, dan ribuan lainnya digunakan untuk melawan dan melakukan kekerasan terhadap anak-anak lain dan warga sipil, atau melayani sebagai juru masak, pembersih atau membawa beban berat pada saat berpindah.

Dalam menanggapi tekanan internasional, pemerintah Sudan Selatan mengeluarkan peraturan tahun 2008 yang melarang penggunaan tentara anak-anak dan menetapkan usia minimum 18 tahun untuk perekrutan atau wajib militer.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Pertempuran saudara pecah pada Desember 2013 saat Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar mencoba kudeta. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Indonesia
Internasional
Internasional
Kolom
Kolom
Khadijah