ILIGAN-CITY1-300x200.jpg" alt="" width="778" height="518" />Cagayan de Oro, Pilipina Selatan, 2 Ramadhan 1438/28 Mei 2017 (MINA) – Pasukan keamanan dan pejabat pemerintah Filipina melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah di Iligan City pada Ahad (28/5), menanggapi adanya ancaman penyerangan terhadap kota tersebut oleh kelompok teror.
Walikota Celso Regencia memerintahkan unit pemerintah daerah, didukung oleh militer dan polisi, untuk melakukan sensus atau pemeriksaan setelah ada laporan kota pada Sabtu malam, bahwa kelompok yang menamakan dirinya Maute akan membakar lima desa di distrik pusat kota tersebut.
Kantor Berita Filipina PNN yang dikutip MINA, melaporkan, dalam sebuah wawancara telepon pada hari Ahad pagi, juru bicara Iligan City, Joe Pantoja, mengidentifikasi objek-objek yang diduga jadi rencana teror. Seperti desa-desa di Tubod, Hinaplanon, Luinab, Mahayahay dan Del Carmen, semuanya terletak di pusat kota. Empat puluh persen penduduk di desa-desa ini adalah Muslim.
Dia mengatakan bahwa tim sensus didampingi aparat desa dan kota sehingga warga desa mudah dikenali.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Mereka yang tidak memiliki identitas yang jelas akan ditahan untuk diinterogasi,” ujar Pantoja.
Sebenarnya, sensus dari rumah ke rumah akan dilakukan di 44 desa perkotaan dan desa di Iligan City, kata Pantoja, sebagai tindakan kewaspadaan dan sebagai tindakan pengamanan.
“Kota ini telah mengambil tindakan yang lebih ketat dengan memantau pergerakan orang-orang dari semua lapisan masyarakat untuk menjamin keamanan warga kota,” kata Pantoja.
Dia mengatakan, 50 kendaraan telah diperiksa sejak awal setelah petugas penegak hukum menemukan bahwa para penumpang sedang menuju sebuah konvensi tentang “federalisme” di Misamis Occidental.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Walikota Regencia meminta warga Kota Iligan agar bekerja sama dengan petugas penegak hukum mengenai semua tindakan pengamanan yang mungkin bisa diimplementasikan setiap kota di masa datang,” terang Pantoja.
Perlu diketahui, Iligan City adalah tempat penampungan sekitar 1.900 pengungsi yang melarikan diri dari Marawi yang bergolak, yang merupakan kota berpenduduk mayoritas Muslim, sekitar 38 kilometer barat daya Iligan.
Pertempuran meletus pada Selasa kemarin, antara pasukan pemerintah dan kelompok Maute serta Abu Sayyaf di Marawi, dan mendorong Presiden Rodrigo Duterte untuk menetapkan Mindanao di bawah darurat militer selama 60 hari. (T/B05/ P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan