Doha, MINA – Presiden Republik Islam Afghanistan Ashraf Ghani pada Ahad (27/12) memberikan persetujuan untuk melanjutkan putaran kedua pembicaraan damai dengan Taliban di Doha, Qatar setelah awalnya menuntut untuk mengubah tempat tersebut. Anadolu Agency melaporkan.
Waheed Omar, juru bicara Presiden mengatakan, negosiasi yang akan dimulai pada 5 Januari 2021 tersebut merupakan permintaan dan saran dari perwakilan pemerintah, Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional dan mitra internasional. Tapi, dia menambahkan, “desakan negara bahwa putaran berikutnya akan diselenggarakan di Afghanistan”.
Ghani sebelumnya mendukung gagasan Penasihat Keamanan Nasionalnya Hamdullah Mohib untuk menjadi tuan rumah dialog intra-Afghanistan di Afghanistan.
“Pembicaraan damai di Afghanistan akan membantu menciptakan zona keamanan eksklusif yang kredibel dan memungkinkan rakyat Afghanistan untuk memiliki dan mengawasi perdamaian dan negosiasi. Para negosiator akan lebih menyadari keluhan dan tuntutan bangsanya dan akan menghindari biaya tambahan dalam prosesnya,” kata Mohib dalam serangkaian tweet.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pembicaraan untuk mengakhiri konflik selama 19 tahun itu dimulai pada September 2020 setelah kesepakatan perdamaian penting antara Amerika Serikat dan Taliban yang menyerukan penarikan semua pasukan asing dari Afghanistan.
Namun pada 2 Desember 2020, kedua belah pihak memutuskan untuk menjeda negosiasi hingga pekan pertama Januari.
Terlepas dari pembicaraan damai, kekerasan telah meningkat, dengan peningkatan baru-baru ini dalam serangan terhadap jurnalis, aktivis, serta pejabat Afghanistan.
Sebelumnya, Presiden Ashraf Ghani ingin Indonesia menjadi tuan rumah untuk dialog perundingan damai antara Ppemerintah Afganistan dan kelompok Taliban.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Ia juga secara tegas meminta Ketua Dewan Masjid Indonesia, M. Jusuf Kalla untuk memimpin jalannya perundingan damai tersebut.
“Kami minta tolong pada Pak JK agar bicara dengan mereka dan tengahi kami. Saya juga mengusulkan dan menginginkan ada satu putaran perundingan berlangsung di Indonesia dan dipimpin oleh pak JK,” katanya saat menjamu JK di Gulkhana Palace Kompleks Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Kamis (24/12), demikian keterangan yang diterima MINA.
“Kami membutuhkan pelajaran berharga dari bangsa Indonesia, bagaimana menciptakan perdamaian, prosesnya, setelah itu kami lebih butuh lagi secara detail bagaimana mengimplementasikan butir butir yang diperjanjikan dalam perdamaian itu,” tambahnya. (T/RE1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata