Abuja, MINA – Dr Ustadz Ahmed Abdul Malik,Lc. ulama Nigeria, mengatakan lembaga tahfidz Al-Quran saat ini mulai berkembang di negaranya.
“Perkembangan lembaga tahfidz Al-Quran terutama di bagian utara Nigeria, para pelajar dari suku Hausa dan Fulat,” ujarnya ketika dihubungi MINA, Sabtu (25/9).
Sebagian lainnya masih belum berkembang di bagian selatan yang dihuni rata-rata dari suku Yuruba.
Menurut Ustadz Ahmed, secara umum lembaga pendidikan Islam sejenis pondok pesantren atau madrasah di negaranya, lebih fokus pada ilmu-ilmu Islam dan Bahasa Arab saja.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Itu yang membuat alumni madrasah Islam mempunyai standar yang hampir sama seperti madrasah di negara-negara Arab,” ujar alumni Al-Azhar Kairo, Mesir itu..
Maka sudah menjadi impian rata-rata tamatan madrasah di salah satu negara Afrika itu melanjutkan studinya di Timur Tengah, ujar Ustadz Ahmed, yang kini sebagai dosen senior di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Malaysia itu.
Ada juga beberapa perguruan tinggi Islam yang terkemuka di negaranya, seperti Universitas Islam Al-Hikmah di Ilorin, Wilayah Kwara dan Al-Qalam University di wilayat Katsina.
Secara umum, lanjutnya, pelajar-pelajar Muslimah di negerinya sudah terbiasa memakai hijab. Pelajar Muslimah yang tidak memakai hijab pun, mereka berpakaian tradisi lokal yang juga menutup aurat.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Jangka ke depan, dia juga sangat berharap memiliki pesantren tahfidz yang bagus di tempat kelahirannya, seperti banyak terdapat di Indonesia.
Ahmed Abul Malik pernah menjadi pembicara asli (native speaker) Bahasa Arab di Pesantren Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan. Ia juga pernah menjadi dosen Sekolah Tinggai Agama Islam (STAI) Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Dia juga aktif sebagai narasumber dalam beberapa konferensi internasional di Malaysia, Indonesia dan Afrika. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru