Surabaya, MINA – Pada hari Sabtu (4/3) yang lalu, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, menggelar acara wisuda yang dihadiri oleh sejumlah wisudawan yang berhasil menyelesaikan studinya.
Acara ini menjadi momen yang sangat spesial bagi para wisudawan, karena mereka diberi kesempatan untuk menceritakan perjalanan mereka selama menempuh pendidikan di Unair.
Salah satu yang mendapatkan kesempatan untuk menceritakan kisahnya adalah Ahmed Eliaan Shaker Abuajwa, seorang mahasiswa asal Gaza, Palestina yang hingga saat ini masih diblokade oleh zionis Israel.
Sejak kecil, Ahmed bercita-cita menjadi seorang dokter. Ia merasa sangat antusias untuk mewujudkan impiannya meski menghadapi berbagai rintangan yang sulit.
Baca Juga: PRCS Temukan Jenazah 15 Personel Penyelamat yang Ditembaki Pasukan Israel
“Ketika masih berusia sekitar sepuluh tahun, ibuku memanggil saya dengan sebutan Dokter Ahmed,” katanya seprti dikutip dari Humas Unair.
Panggilan ibunya itu membangkitkan semangat Ahmed untuk berjuang dan belajar sebaik-baiknya, karena ia tahu bahwa untuk masuk ke fakultas kedokteran di mana saja membutuhkan perjuangan yang luar biasa.
Perjalanan Ahmed meraih cita-citanya tidaklah mudah. Ia pernah mengalami masa-masa sulit di mana sekolahnya hancur dan kampus tempat ia berkuliah ditutup.
“Sekolah tempat kami belajar pernah mengalami kehancuran sebanyak tiga kali, namun hal itu tidak membuat semangat saya surut untuk terus belajar,” ujar Ahmed.
Baca Juga: Dokter Bedah AS: Pasien Palestina di Gaza Meninggal karena Kurang Pasokan Medis
Setelah lulus SMA di Gaza, Ahmed mendapatkan beasiswa di salah satu universitas di Sudan. Namun, ia menghadapi kenyataan bahwa sulit untuk mendapatkan akses ke luar dari Palestina.
Setahun berlalu, Ahmed berhasil melalui hambatan tersebut dan dapat merasakan pendidikan singkat selama satu semester di Sudan. Sayangnya, tempatnya belajar itu terpaksa ditutup secara permanen.
Namun, Ahmed tidak menyerah dan justru semakin termotivasi untuk mengejar mimpinya. Ia melamar beasiswa ke berbagai tempat untuk mendapatkan pendidikan kedokteran.
“Setelah melalui proses pencarian yang cukup panjang, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di Universitas Airlangga ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Israel Bombardir Gaza Saat Idul Fitri, 32 Orang Syahid Termasuk Anak-anak
Menjadi mahasiswa di negeri yang berbeda dengan budayanya merupakan hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Ahmed. Namun, ia percaya bahwa takdirlah yang membawanya berlabuh pada Fakultas Kedokteran Unair.
Selama menjadi mahasiswa di Unair, Ahmed mengalami banyak hal yang tidak dapat dijelaskan satu per satu. Namun, ia yakin bahwa semua itu adalah takdir Allah SWT dan ia berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepadanya.
“Terima kasih Airlangga, terima kasih guru-guru, dan tentunya terima kasih kepada teman-teman semua,” katanya mengakhiri ceritanya. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Tanah: Rakyat Palestina Tegaskan Hubungannya dengan Tanah Airnya