
Sumber: Dedysurya.com
Jakarta, 8 Sya’ban 1438/4 Mei 2017 (MINA) – Wakil Ketua Bidang Pendidikan Tinggi ICMI Prof DR Andi Faisal Bakti berpendapat, masuknya paham radikalisme ke di dunia pendidikan dapat dicegah melalui kepedulian guru atau pengajar pada aktivitas anak didiknya.
Menurut Andi Faisal, saat ini amat penting memberikan pengajaran tentang Islam yang moderat agar para peserta didik memahaminya. Hal seperti itu, ucap Andi Faisal, bisa disampaikan mulai dari kegiatan OSIS di tingkat sekolah dan BEM perguruan tinggi.
“Para Guru harus peduli tentang permasalahan radikalime sehingga mereka menyelipkan pemahaman Islam yang moderat di kalangan siswa dan juga Dosen di kalangan mahasiswa,” kata Andi Faisal. Sebagaimana dikutip dari laman resmi ICMI, Kamis (4/5).
Andi Faisal menyebutkan, Indonesia mempunyai dua ornas Islam yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang dianggap sebagai bentuk Islam di Indonesia. Anggapan itu perlu dijelaskan dalam dunia pendidikan secara rinci.
Baca Juga: Indonesia-Kanada Perkuat Kerja Sama Beasiswa di Universitas McGill
Andi Faisal menilai, bukan hanya secara budaya Indonesia sudah mengakar, pemikiran dan tradisi Muhammadiyah dan NU juga sudah diakui serta disebarkan oleh pemikir Islam dari Timur Tengah dan belahan barat dunia Islam.
Dengan begitu, ujar Andi Faisal, memberikan pemahaman tentang Islam yang moderat seperti dimiliki Muhammadiyah dan NU akan menghilangkan rasa khawatir terhadap gerakan radikal karena jumlahnya yang kecil serta tidak kuat.
“Jika kita dihadapkan dengan banyaknya pemahaman, salah satunya yaitu tentang paham radikalisme, kita harus berpatokan kepada Islam yang moderat, Islam yang rasional yang selama ini memang banyak mewarnai Islam mayoritas,” tutur Andi Faisal. (T/R02/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pesantren Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama dengan UIN Syarif Hidayatullah