Banten, MINA – Sastrawan dan wartawan Indonesia Akmal Nasery Basral mengatakan, sungai adalah makhluk-makhluk Allah seperti manusia juga, maka benar-benar harus sinkron dan menjaga alam.
“Allah ciptakan manusia sebagai yang paling cerdas, kholifatullah serta pengelola, kalau manusia tidak bisa menyimbangkan dan menjaga alam ini, maka hal yang serupa bisa aja terjadi, seperti banjir, tanah longsor dan bencana yang lain,” kata Akmal kepada MINA di tempat terdampark banjir bandang. di Desa Sajira Timur, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (18/1)
Pada awal tahun baru tempat ini terdampak tanah longsor dan banjir bandang.
“Tugas Muslim adalah menjaga alam, karena mayoritas Muslim di Indonesia adalah 85 populasi masyarakat Ini kita menunjukan bahwa bisa singkron dengan alam dan tidak mengekplotasinya atau merusaknya,” ujarnya.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Ia menambahkan, dalam Islam ada disebut dalam fikih bi’ah (lingkungan) yang berkaitan dengan alam. Seperti aliran sungai kiri dan kanan seharusnya tidak boleh ditempati sebuah bangunan apapun, karena sungai adalah Alharim, Baperzon atau daerah penyangga.
Namun, pada umumnya di banyak tempat Indonesia di pulau manapun banyak yang sudah dilanggar, padahal itu adalah salah satu kebijakan Nabi Muhammad Shaullahu Alaihi Wassalam.
Nabi juga melakukan hal yang sama, sudah diterapkan 14 abad lalu, dan ini “bagian dari tuntunan Allah untuk menjaga alam dan berkaitan dengan hal itu.”
“Dari bangunan yang kita lihat, diperkirakan tinggi air sampai 15 meter, yang menghancurkan rumah-rumah warga dan pesantren,” ucap Akmal.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
“Kita sebagai manusia diingatkan oleh Allah, apakan ini musibah atau perubahan siklus cuaca alami atau ini azab teguran dari Allah,” ujarnya.
Tiga hal ini mungkin terjadi, terlebih pada bulan ini memasuki musim hujan, bisa terjadi curah hujan yang sangat tinggi, imbuhnya.
“Tapi kita ada yang tanpa sadar sebagai manusia dalam mengekplotasi alam dengan rakus terhadap alam tanpa memikirkan dampaknya,” imbuhnya.
Dengan adanya bencana alam ini, di sini dan di tempat lain di Indonesia, agar kita berinteraksi dengan alam, harapnya.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
“Mudah dengan perisitiwa ini betul-betul kita menjadi khourul ummah, sebaik-baik umat, yang dicontoh masyarakat Indonesia khususnya maupun internasional, terutama karena kita dapat berinteraksi dengan alam ini,” tambahnya. (L/R8/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana