Yerevan, MINA – Aksi Demonstrasi nasional di Armenia dengan pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.
Para pengunjuk rasa, mendesak Armenia untuk mengambil bagian dalam protes, karena mengakui kekalahan, menyusul konflik dengan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh. Demikian Anadolu Agency melaporkan, Sabtu (26/12).
Mereka juga menutup lalu lintas di jalan-jalan Yerevan, termasuk Bagramyan tempat parlemen dan kediaman presiden berada.
Kemudian, meneriakkan slogan-slogan yang menuduh perdana menteri sebagai pengkhianat dan menuntutnya mundur saat polisi mengambil tindakan pengamanan.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pertempuran antara militer Armenia dan Azerbaijan pecah lagi pada 27 September, ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer, yang mengakibatkan korban.
Bentrokan selama berminggu-minggu itu berakhir dengan gencatan senjata pada November.
Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan Armenia selama konflik 44 hari itu.
Sekitar 20% wilayah Azerbaijan telah diduduki secara ilegal selama hampir tiga dekade.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Hubungan antara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan. (T/Hju/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu