Washington DC, MINA – Aktivis dan tenaga medis di berbagai kota di Amerika Serikat (AS) terus melakukan aksi protes, menuntut pembebasan segera seluruh tenaga kesehatan Palestina yang ditahan oleh otoritas penjajah Zionis Israel, khususnya mereka yang berasal dari rumah sakit yang hancur akibat serangan di Gaza utara.
Ratusan peserta berpartisipasi dalam aksi long march di jalanan Washington, D.C., mendesak para pembuat kebijakan dan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengambil tindakan mendesak, demikian WAFA melaporkannya, Ahad (12/1).
Para pengunjuk rasa menuntut agar Amerika Serikat memberikan tekanan kepada pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, guna membebaskan dokter dan staf medis Palestina yang ditangkap saat menjalankan tugas kemanusiaan mereka, merawat warga sipil, korban luka, dan orang sakit.
Sistem layanan kesehatan di Gaza mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel yang berlangsung sejak Oktober 2023. Infrastruktur medis hancur, rumah sakit dan klinik sering menjadi sasaran serangan dan penghancuran, sementara kelangkaan pasokan medis semakin memburuk akibat blokade.
Baca Juga: Tokoh Muslim Amerika Sebut Pengusiran Khabib dari Pesawat sebagai Tindakan Rasial
Penahanan terhadap tenaga medis Palestina semakin memperparah krisis ini. Banyak di antara mereka ditangkap saat memberikan perawatan kritis dalam kondisi yang sangat sulit. Kasus terbaru adalah penculikan Dr. Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, oleh pasukan Israel.
Penangkapan Dr. Abu Safiya memicu kecaman internasional dan seruan mendesak untuk pembebasannya. Komunitas global diimbau untuk meningkatkan tekanan kepada Israel agar mengizinkan bantuan medis dan tenaga kesehatan beroperasi secara bebas di Gaza.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Luas Wilayah yang Terbakar di Los Angeles Setara dengan Gaza