London, 16 Jumadil Akhir 1436/5 April 2015 (MINA) – Aktivis kemanusiaan berbasis di London, Olly Sprague, memprotes penggunaan pesawat Inggris dalam serangan pasukan koalisi Arab terhadap kamp pengungsi Yaman.
Media terkemuka di Inggris The Telegraph memberitakan, protes dilakukan karena penggunaan pesawat tersebut dapat memicu korban warga sipil lebih banyak lagi.
“Mengingat korban serangan di Yaman, Inggris harus ekstra hati-hati dan menunjukkan bahwa setiap pengiriman senjata ke Arab Saudi dapat memicu korban tewas dan luka-luka di kalangan sipil,” ujar Sprague, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Para pekerja bantuan kemanusiaan melaporkan, sekitar 40 orang dilaporkan tewas dan 200 lainnya terluka, dalam serangan udara koalisi Arab di sebuah kompleks pabrik di kamp pengungsi Al-Mazraq, dekat pelabuhan Laut Merah, Hodeida, utara Yaman, dekat perbatasan Saudi, pada Selasa malam (31/3).
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Pemerintah Inggris didesak untuk menyelidiki apakah senjata Inggris telah digunakan, serta bertanggung jawab dengan mengumumkan embargo penuh pada semua penjualan senjata ke Arab Saudi, kata seorang juru bicara organisasi kampanye kemanusiaan berbasis di London, Against Arms Trade Independen.
Menlu Inggris Philip Hammond mengatakan bahwa pesawat Inggris telah digunakan dalam operasi militer ke Yaman yang dipimpin Saudi.
Sebuah stasiun televisi pro-Houthi telah menyiarkan gambar yang diklaim menunjukkan mayat korban, termasuk anak-anak.
Operasi militer koalisi Arab dimaksudkan untuk menargetkan posisi kelompok Houthi, yang dianggap mengkudeta pemerintah sah Yaman. Sementara itu, Amnesti International menyatakan keprihatinan bahwa pasukan koalisi gagal untuk mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk mencegah korban di kalangan sipil.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Hal ini menjadi semakin jelas bahwa koalisi yang dipimpin Saudi telah menutup mata untuk korban kematian warga sipil dan penderitaan yang disebabkan oleh intervensi militer,” kata Said Boumedouha, Direktur Kelompok Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sementara itu, Brigadir Jenderal Ahmed Al-Asiri, seorang juru bicara militer Saudi, mengatakan pada media berbasis di London The Independent, bahwa pasukannya tidak dapat memastikan bahwa target itu adalah sebuah kamp pengungsi, sehingga korban sipil berjatuhan.
Al-Arabiya News Channel melaporkan, koalisi Arab mengerahkan 100 jet tempur, 150.000 tentara, angkatan laut dan unit-unit lainnya dalam melancarkan operasi terhadap Houthi Yaman.
Setidaknya ada tiga pesawat jet tempur canggih yang diandalkan dalam agresi militer yang diberi nama “Operation Decisive Storm” itu, yaitu Thyphoon Eropa, F-15 Amerika Serikat dan pesawat jet tempur Tornado buatan Inggris.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Dalam pernyataan bersama, koalisi Saudi Arabia, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Qatar dan Kuwait mengatakan, tujuan operasi adalah untuk mengusir milisi Houthi dari Yaman.
UEA menyiapkan 30 jet tempur, Bahrain 15, Kuwait 15, Qatar 10 dan Jordan 6 dalam operasi itu. Negara sekitar teluk lainnya, Mesir, Yordania dan Sudan, demikian juga Pakistan, menyatakan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam serangan.
Dalam pertemuan sehari sebelum serangan koalisi Arab ke Yaman 28 Maret, Perdana Menteri Inggris bertemu Raja Salman di Riyadh, menekankan dukungan politik yang kuat Pemerintah Inggris untuk serangan koalisi dipimpin Saudi ke Yaman.
Televisi i24news menyebutkan bahwa Inggris akan melakukan semua yang bisa untuk mendukung Saudi buat serangan tersebut dan menawarkan untuk memberikan dukungan lebih lanjut.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan Washington berkoordinasi dengan Arab Saudi dan sekutu regional, menyediakan bantuan intelijen dan dukungan logistik, untuk serangan ke Yaman itu. (T/P4/P2.
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Oxford Union Menyatakan Rezim ‘Apartheid’ Israel Lakukan Genosida