Mekkah, 16 Jumadil Akhir 1436/5 April 2015 (MINA) – Syaikh Saleh al-Thalib, Imam dan khatib Masjidil Haram Mekkah al-Mukarramah mengatakan dalam khutbah Jumat kemarin (1/4), keputusan Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman guna melancarkan serangan militer untuk menyelamatkan Yaman dari musuh, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan.
Syaikh al-Thalib mengatakan, menyelamatkan Yaman dari makar adalah kewajiban agama dan berjuang untuk itu adalah perang suci di jalan Allah, demikian siaran pers Islamic International News Agency (IINA) yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Membela Yaman sama dengan membela Rukun Al-Yamani (salah satu sudut Ka’bah) bagian dari Masjidil Haram, musuh telah mengumumkan rencana untuk menduduki Yaman, ini dapat mengancam keamanan Ka’bah kiblat umat Islam,” ujarnya.
Al-Thalib mengatakan, melawan kelompok sektarianisme menyebar di Yaman merupakan kewajiban bagi mereka yang mampu melakukannya. “Sektarianisme di Yaman adalah hasil dari orang-orang tertentu yang melakukan kejahatan pula di Irak dan Suriah,” imbuhnya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Menurutnya, Yaman dalam sejarah Islam memiliki peran penting awal perkembangan Islam. Bahwa orang-orang Muslim pertama dari suku Aus dan Khazraj, merupakan suku pendatang dari Yaman.
Syaikh al-Thalib menjelaskan Arab Saudi menanggapi permohonan bantuan dari negara tetangga yang tertindas, ketika kedaulatannya telah direbut oleh orang-orang yang tidak berhak.
Untuk itu, ia mendesak orang-orang Yaman untuk bersatu dalam menghalangi kejahatan dan menyelamatkan bangsa dari penghasutan.
Upaya Dialog
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Imam Syaikh Saleh al-Thalib juga menekankan pentingnya dialog dalam penyelesaian masalah Arab.
Awal pekan lalu, Senin (30/3) Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz menyatakan membuka untuk pertemuan semua partai politik Yaman dan bersedia untuk menjaga keamanan dan stabilitas Yaman,
Raja menekankan bahwa pertemuan tersebut harus berada di bawah payung Majelis at-Ta’awun al-Khaliji atau yang dikenal dengan GCC (Gulf Cooperation Council/Dewan Kerjasama Teluk) dalam rangka melestarikan legitimasi Yaman dan menolak kudeta.
Raja Salman mengambil keputusan operasi Yaman atas dasar persaudaraan dan menanggapi permintaan Presiden Yaman Abdrabbu Mansour Hadi untuk melindungi Yaman dan rakyatnya dari kudeta Houthi. (T/P4/R05).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
activate javascript
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan