Jakarta, MINA – Delegasi Rainforest Foundation Norway (RFN) Dr. Lars Lavord mengatakan bahwa hutan tropis di Indonesia adalah salah satu hutan penting bagi dunia.
RFN adalah sebuah lembaga non pemerintah yang bergerak di bidang kepedulian terhadap hutan hujan di Norwegia
Menurut Lavord, hutan tropis Borneo, Indonesia, telah mengawal kehidupan bumi manusia sepanjang 140 juta tahun lamanya. Dengan fakta tersebut, ia mengajak masyatakat Indonesia dan dunia untuk menjaganya.
“Kami telah belajar pada hari ini bahwa hutan tropis Indonesia merupakan salah satu yang penting. Prakarsa Lintas Agama tidak akan berjalan dengan sukses jika tidak ada kerja sama dari berbagai pihak,” kata Lavord dalam pidatonya di depan peserta Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (30/1).
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis merupakan wadah bagi para pemimpin agama dan komunitas agama untuk bekerja bahu-membahu dengan masyarakat adat, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha dalam aksi-aksi yang melindungi hutan tropis dan melindungi mereka yang berperan sebagai penjaganya.
Lavord mengungkapkan, Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis yang diselenggarakan di Indonesia adalah yang pertama dan ini sangat penting untuk terus dilakukan, sebab terdapat banyak informasi yang patut untuk diketahui banyak orang.
“Saya berasal dari negara yang dekat dengan Kutub Utara, Norwegia. Negara saya tidak memiliki satu jengkal pun hutan tropis, tetapi saya mendedikasikan hidup saya untuk menjaga hutan tropis,” katanya.
Dalam pemaparannya, Lavord menyatakan bahwa ada tiga hal yang patut diketahui. Pertama, rakyat Norwegia sangat menyukai hutan, sebab wilayah itu dulunya memiliki hutan yang sangat luas. Tetapi semua berubah saat zaman es melanda sekitar 10 ribu tahun yang lalu.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Dari pengalaman ini saya terus belajar tentang hutan tropis,” tegasnya.
Kedua, lanjut dia, hutan tropis Borneo yang telah berusia sekitar 140 juta tahun adalah bagian dari enam persen hutan yang tersisa di permukaan bumi. Meski es tidak akan mencapai garis khatulistiwa, tetapi Lavord tetap peduli dengan keberadaannya. Di dalam hutan tropis, terdapat banyak flora dan fauna yang beragam jenis dan patut dilindungi.
“Mungkin di Norwegia orang boleh memotong sebuah pohon lalu menanamnya lagi, maka akan tumbuh seperti sedia kala. Tetapi ketika Anda menghancurkan sebuah hutan tropis, maka itu tidak akan kembali. Anda mungkin bisa menanam pohon, tetapi Anda tidak bisa membentuk sebuah ekosistem,” katanya
“Saya tentu tidak bisa menerima dengan perusakan demi perusakan hutan. Sebab, bukan saja menghancurkan jantung dunia, tetapi juga memusnahkan kehidupan makhluk lain yang hidup di dalam hutan tersebut,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
Ketiga, Lavord menjelaskan, hutan tropis menghasilkan hujan. Maka hutan seperti Amazon, hingga Borneo, itu sangat penting untuk menimbulkan hujan di sekitar. Hujan adalah salah satu syarat terbentuknya kehidupan di dunia.
“Jadi dengan menghancurkan hutan tropis maka telah menghancurkan aglikultur. Maka menyelematkan hutan tropis adalah salah satu tujuan dari aliansi antar umat beragama ini,” katanya. (L/R2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina