Quebec City, 3 Jumadil Awwal 1438/31 Januari 2017 (MINA) – Warga Muslim di berbagai negara tengah diramaikan dengan meningkatnya sentimen terhadap Islam di Amerika Serikat. Bukan hanya itu, Ahad (29/1) lalu, setidaknya enam Muslim di Kanada menjadi korban penembakkan pelaku teroris pria berumur 27 tahun.
Adalah Alexandre Bissonnette, seorang pria yang tinggal di pinggira Kota Cap-Rouge, Quebec City, 15 menit berkendara dari lokasi penembakkan di masjid Islam Quebec.
Pada hari itu, Alexandre memasuki Masjid dan menembak secara brutal ke arah sekitar 40 jamaah yang sedang beribadah di dalamnya. Enam orang meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam insiden itu. Atas hal itu, dia didakwa dengan enam dakwaan pembunuhan tingkat pertama, dan lima dakwaan percobaan pembunuhan.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pada akun Facebook-nya, Alexandre banyak mengikuti laman-laman fanatik sayap kanan dan dikenal warga sebagai pria yang menutup diri.
Pada Senin (30/1), Universitas Laval mengungkap bahwa Alexandre belajar di fakultas ilmu sosial. Universitas ini menyediakan dukungan psikologis untuk mahasiswa yang terkait dan trauma akibat kejadian itu.
Dari informasi teman dan orang terdekat, pria yang tinggal di Rue Du Tracel itu dikenal tidak banyak bergaul dan sering menghabiskan waktu berseluncur di daring.
Sementara menurut profesor di Universitas Laval, Alexandre berpartisipasi di klub catur universitasnya dan juga di Sainte-Foy bersama dengan saudara kembarnya.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Adapun dari orang-orang yang berbicara online dengannya mengaku pria itu beberapa kali berkomentar rasis dan memiliki sentimen terhadap Muslim.
François Deschamps mengatakan kepada media dirinya pernah mempublikasikan dalam laman di akun Facebook-nya tentang menyambut pengungsi yang tiba di kota Quebec, namun Alexandre berkomentar secara rasis dalam postingan tersebut.
Di akun Facebook miliknya, Alexandre “menyukai” laman-laman seperti Presiden AS Donald Trump, politikus Perancis-saya kanan Marine Le Pen, Partai Nasional Demokrat, dan mantan pemimpin partai itu, Jack Layton.
Jean-Michel Allard Prus, teman sekelas di univeristasnya, mengaku bertemu dengan Aleandre tiga minggu lalu namun tidak menyangka akan mendapati temannya melakukan itu.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
“Dia pemalu, introvert. Orangnya agak canggung,” katanya. (T/RE1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel