Renungan Zanjabil #60
Oleh: Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam
Haydar adalah nama lahir bagi sahabat Nabi SAW, Ali bin Abi Talib RA. Dinamai demikian kerena ayahandanya, Abu Talib berharap agar nanti Haydar menjadi seorang pemberani seperti seekor singa. Haydar artinya singa. Dan memang harapannya menjadi kenyataan dalam keseluruhan hidup Ali bin Abi Talib Karramallahu wajhah.
Dalam peristiwa Hijrah Nabi pada tahun 13 kenabian di bulan Rabi’ulawal, Ali telah menggadaikan nyawanya karena menggantikan kedudukan Rasulullah SAW di tempat baginda tidur dengan memakai pakaian Rasulullah baju hadrami berwarna hijau. Ali bin Abi Talib RA lockdown di rumah Rasulullah SAW.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Sudah menjadi kesepakatan para tokoh Quraisy di Dar Al-Nadwah untuk mengatur strategi mencegah Rasulullah keluar dari Mekkah. Mereka mencari jalan untuk menangkap dan memenjarakannya, membunuhnya, atau mengasingkannya ke luar Mekkah.
Akhirnya dalam pertemuan itu mereka menyepakati usulan yang diberikan Abu Jahal dan disokong oleh Iblis yang menyamar sebagai orang tua dari Najd.
Abu Jahal mengusulkan agar mengumpulkan para pemuda dari semua kabilah Quraisy dan melengkapi mereka dengan pedang.
Pemuda-pemuda tersebut diperintahkan untuk menyerang Nabi Muhammad SAW dan membunuhnya secara beramai-ramai. Darahnya disebarkan ke semua kabilah, dengan demikian Bani Hasyim tak akan dapat menuntut balas kepada semua kabilah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Maka sesuai dengan rencana Abu Jahal, para pemuda itu pun disiapkan untuk membunuh baginda pada malam hari setelah mengepung rumahnya. Pengepungan dilakukan pada malam hari karena dikhawatiri Rasulullah akan lari.
Namun, sebelum rencana itu berlangsung, Allah melalui malaikat Jibril datang kepada Nabi dan memberitahukan hal yang harus dilakukan baginda.
Selanjutnya di saat-saat yang menegangkan, Rasulullah kembali pulang ke rumahnya dan mengamanatkan beberapa perkara kepada Ali bin Abi Talib.
Baginda memberitahu dirinya akan berhijrah ke Madinah (Yatsrib) dan Ali diminta untuk tetap tinggal dulu di Mekkah. Tujuannya antara lain untuk mengembalikan barang-barang amanat orang yang dititipkan pada Rasulullah SAW, dan beliau diminta menggunakan baju hadrami berwarna hijau pada malam hari dan berbaring di kasur baginda.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Ali menerima arahan Rasulullah SAW walaupun beliau mengetahui betapa bahayanya tugas tersebut. Bisa jadi dirinya yang menjadi korban.
Ketika malam tiba, para pemuda yang disiapkan kaum Quraisy pun datang dan mengintip ke tempat tidur Rasulullah SAW. Dan mereka melihat seseorang yang sedang tidur di atas kasur Rasulullah SAW.
Padahal, sesungguhnya mereka tidak tahu Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan Mekkah jelang larut malam menuju rumah Abu Bakar. Keduanya keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur.
Di sisi lain, Ali bin Abi Talib berada dalam posisi tenang meski nyawanya terancam dan akhirnya terselamat.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Setelah empat hari melaksanakan amanah Rasulullah di Mekkah, Ali bin Abi Talib segera menyusul ke Madinah seorang diri dengan berjalan pada waktu malam dan bersembunyi pada waktu siang hari.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.
Bandar Seri Begawan, 18 Mei 2020. (A/AH/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati