Moskow, MINA – Aliansi negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) berupaya mengundang anggota baru di negara-negara berkembang yang ingin memperkuat mata uang lokal dan ekonomi asli mereka, serta meninggalkan ketergantungan pada dolar AS.
Negara-negara BRICS ingin melepaskan diri dari hegemoni dolar AS dan menjadikan mata uang lokal mereka atau Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah untuk transaksi lintas batas. Wathcerguru melaporkan, Sabtu (3/8).
Salah satu negara tersebut adalah El Salvador, yang sedang menjajaki opsi untuk bergabung dengan aliansi BRICS pada tahun 2024.
El Salvador adalah negara pertama yang melegalkan Bitcoin dan juga memiliki BTC senilai $400 juta dalam cadangan mereka.
Baca Juga: Rusia dan Iran Tandatangani Kerjasama Strategis
Anggota BRICS, Rusia, telah dikenai sanksi oleh AS selama hampir dua tahun dan ingin menyelesaikan perdagangan tanpa dolar.
Sanksi tersebut memungkinkan El Salvador untuk menandatangani kesepakatan baru dengan anggota BRICS, Rusia.
Rusia membutuhkan saling pengertian dengan El Salvador untuk menavigasi ekonominya tanpa bergantung pada dolar AS untuk perdagangan.
El Salvador, salah satu negara di kawasan Amerika Latin mengonfirmasi mereka tertarik untuk bergabung dengan aliansi BRICS pada tahun 2024.
Baca Juga: Kebakaran Los Angeles Timbulkan Asap dan Debu Beracun
Selain itu, negara tersebut mengungkapkan mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan menyelesaikan perdagangan mata uang kripto dengan Rusia.
“El Salvador mengusulkan untuk menggunakan mata uang kripto dalam operasi perdagangan dengan Federasi Rusia,” kata Alexander Ilyukhin, kepala cabang Kedutaan Besar Rusia di El Salvador.
Jika Rusia menerima Bitcoin dan mata uang kripto lainnya untuk perdagangan dengan El Salvador, banyak negara diprediksi akan mengikuti jejak tersebut.
Selain itu, jika El Salvador dilantik menjadi anggota BRICS, maka mereka dapat melanjutkan pembayaran Bitcoin dengan anggota lainnya.
Baca Juga: Tim Teknis Mulai Datang ke Kairo Bahas Pelaksanaan Gencatan Senjata
Dolar AS akan terancam karena dapat kehilangan dinamika penawaran dan permintaan di panggung global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jaksa ICC: Israel Tidak Serius Menyelidiki Kejahatan Perang Gaza