Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amalan-Amalan Utama di Bulan Ramadhan

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 3 Juni 2017 - 14:16 WIB

Sabtu, 3 Juni 2017 - 14:16 WIB

238 Views

Ramadhan-300x169.jpg" alt="" width="354" height="198" />Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Pada bulan suci Ramadhan, kaum Muslimin melaksanakan ibadah wajib puasa Ramadhan pada siang hari sebulan penuh. Kemudian pada malam harinya mendirikan shalat lail (tarawih) tiap malam bulan Ramadhan.

Selain itu, masih ada amalan-amalan utama lainnya yang dapat dilakukan selama bulan Ramadhan, antara lain :

(1) Giat Bertadarrus Al-Quran.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Hal ini mengingat pada bulan Ramadhanlah Al-Quran diturunkan, sesuai firman-Nya :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). ” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).

Di dalam hadits juga disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya : “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam orang yang paling dermawan, dan lebih-lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, kemudian Malaikat Jibril menjumpainya setiap malam Ramadhan untuk bertadarus Al-Quran, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun tampak lebih dermawan lagi dalam berbuat kebaikan (sepanjang bulan Ramadhan) melebihi cepatnya angin bertiup.” (H.R. Bukhari dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu).

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Pada hadits lain disebutkan juga kaitan erat antara puasa Ramadhan dengan Al-Quran.

Dalam hal ini Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wasallam bersabda :

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Artinya : “Puasa dan Al-Quran itu memintakan syafa’at untuk seseorang di hari Kiamat nanti. Shaum berkata: Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Qur’an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (H.R.. Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

Karena itu marilah kita mencoba memaksimalkan peluang bulan suci Ramadhan ini dengan membaca dan bertadarrus Al-Quran. Kita jadikan Ramadhan sebagai bulan interaksi dan komunikasi intensif antara kita sebagai makhluk-Nya yang serba dha’if dengan Allah Sang Khaliq yang Maha Kuat.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Tidak lain karena mengingat bahwa Al-Quranul Karim adalah bacaan yang paling mulia, karena ia merupakan kalam Allah Yang Maha Mulia, dibawa oleh malaikat yang mulia Jibril Alaihis Salam, diterima oleh Rasul-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam, awal mula diturunkan pun pada bulan paling mulia yakni bulan suci Ramadhan. Diimani dan diikuti oleh umatnya yang mulia, yakni umat Islam.

Karena itu, orang yang mengetahui kemuliaan Al-Quran, ia pasti akan mencintanya, membacanya, menghayati kandungan isinya, berusaha menghafal ayat demi ayat-Nya, dan yang paling pokok adalah berusaha mengamalkannya secara keseluruhan kaaffaah (totalitas) dalam kehidupan sehari-hari.

Karena Al-Quran sebagai bacaan yang mulia itulah, maka seorang muslim yang membacanya pun akan mendapatkan pahala dari huruf demi huruf yang dibacanya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

مَنْ قَرَ أََ حَرْفًا مِنْ كِتَابِاللّهِ تَعَالَى فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ  بِعَشْرِ اَمْثَالِهَا . لاَ اَقُوْلُ “الم”  حَرْفٌ : وَلَكِنْ اَلِفٌ حَرْفٌ وَ لاَ مٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ .

Artinya : “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi).

Pada hadits lain disebutkan :

اَلَّذِيْ يَقْرَأُ  الْقُرْآَنَ وَهُوَ مَا هِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ. وَالَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْ آَنَ وَهُوِ يَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَآقٌّ لَهُ اَجْرَانِ

Artinya : “Orang yang mahir membaca Al Qur’an, ia akan bersama para malaikat mulia yang selalu berbakti. Adapun orang yang membaca Al Qur’an dan bacaannya belum bagus dan merasa kesulitan, ia akan memperoleh dua pahala.” (HR Muslim)

Untuk itu, sesuai dengan namanya, Al-Quran adalah bacaan, maka kita sendirilah yang menjadikan Al-Quran itu menjadi Al-Quran bagi diri kita sendiri.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Maka, bagi orang yang melalaikan Al-Quran sebagai bacaan, berarti ia sendiri telah menghilangkan Al-Quran itu sendiri dalam kehidupannya. Na’udzubillahi min dzalik.

Sekali lagi, kehdairan Ramadhan merupakan berkah tersendiri bagi kita untuk membaca Al-Quran minimal sampai khatam satu kali. Al-Quran terdiri dari 30 juz, maka untuk khatam satu bulan Ramadhan, kita upayakan satu juz tiap hari. Insya Allah.

Khalifah Umar bin Khattab menegur kita dalam nasihatnya, “Alangkah merugi bila hari itu seseorang tidak membaca Al-Quran.”

“Tiada hari tanpa membaca Al-Quran,” begitu kira-kira salah satu motto hidup kita sebagai seorang muslim. Apalagi pada bulan suci Ramadhan. Marilah kita sayangi jiwa kita, kita suburkan hati kita, dengan siraman ayat-ayat Al-Quran, kita basahi bibir, lidah, dan tenggorokan kita dengan firman-firman-Nya. Biarkanlah kalam-kalam suci itu mengalir ke dalam desah nafas kita, dalam aliran darah merah kita, menggumpal menjadi daging. Memang pada awalnya berat, tetapi insya Allah kalau diawali dengan niat yang kuat, tekad bulat untuk melaksanakannya, Allah akan menolong kita.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

(2) Memperbanyak Doa.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan:

ثَلَاثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالاِْمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Artinya : “Ada tiga macam orang yang doanya tidak ditolak, dan orang yang shaum hingga berbuka,imaam yang adil ,dan orang yang didzalimi ,diangkat oleh Allah sampai di bawah awan di hari kiamat nanti, dan dibukakan baginya semua pintu langit,lalu Allah berfirman : demi Kemuliaan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu, sekalipun sesudahnya.” (H.R. At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

اِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوَةً مَا تُرَدُّ 

Artinya :”Sesungguhnya bagi orang yang shaum pada saat berbukanya terdapat doa yang tidak tertolak”. (H.R. Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Doa-doa pada bulan Ramadhan, antara lain :

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله  اَسْتَغْفِرُالله 
اِنِّيْ اَسْئَلُكَ الْجَنَّةَ  وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ

Artinya : ”Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, aku memohon ampunan Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu syurga, dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka”. (H.R. Ibnu Khuzaimah dari Salman Al-Faris Radhiyallahu ‘Anhu).

Pada malam-malam Ramadhan menyambut Lailatul Qadar, memperbanyak doa :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya : Ya Allah. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf,  suka memaafkan, maka maafkanlah aku”. (H.R. Ibnu Majah dan Ahmad dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha)

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Apabila berbuka shaum maka membaca doa :

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Artinya : “Ya Allah bagi-Mu aku shaum, dan atas rezki-Mu aku berbuka”. (H.R. Abu Dawud).

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya : :Telah hilang rasa dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah nyata pahala, atas kehendak Allah”.  (H.R. Abu Dawud dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu).

Serta doa-doa lainnya, terutama yang terdapat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits, dan doa-doa selainnya yang sesuai dengan syariat. Doa untuk kebaikan diri dan keluarga, serta lebih khusus lagi doa bagi kemenangan Islam dan Muslimin, serta kekuatan jiwa raga saudara-saudara kita di kawasan Masjid Al-Aqsha Palestina, Gaza, Afghanistan, Iraq, Libanon, dan di manapun berada. Amin.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

Ada beberapa doa di dalam Al-Quran yang dapat kita panjatkan kepada-Nya, wabil khusus pada bulan suci Ramadhan ini. Antara lain :

  • Doa memohon kebaikan dunia akhirat (QS Al-Baqarah [2]: 201).
  • Doa memohon jangan diberikan beban yang terlalu berat (QS Al-Baqarah [2]: 286).
  • Doa memohon keteguhan jiwa dan tidak mudah condong dalam kesesatan (QS Ali Imran [3]: 8).
  • Doa memohon wafat dalam keadaan syahid (QS Ali Imran [3]: 53).
  • Doa memohon ampun, doa Nabi Adam ‘Alaihis Salam (QS Al-A’raf [7]: 23).
  • Doa memohon diberi kesabaran (QS Al-A’raf [7]: 126 dan 250).
  • Doa memohon petunjuk yang lurus (QS Al-Kahfi [18]: 10).
  • Doa memohon memiliki keluarga yang menyejukkan jiwa (QS Al-Furqan [25]: 74).
  • Dan masih banyak lagi doa-doa di dalam Al-Quran, juga di dalam Al-Hadits.

(3) Gemar Bershadaqah (Dermawan)

Di dalam hadits disebutkan:

فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya : “Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang paling dermawan dalam berbuat kebaikan (pada bulan Ramadhan) melebihi cepatnya angin bertiup.” (H.R. Bukhari dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ

Artinya : “Fitnah seseorang terdapat pada keluarganya sendiri, harta bendanya,dan tetangganya. Semuanya itu dapat dihapus dengan shalat, shaum, dan shadaqah”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘Anhu).

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ إِلَّا أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ

Artinya : “Barangsiapa yang memberi makan berbuka shaum, maka ia memperoleh pahala sama dengannya, hal tersebut tidak mengurangi pahala orang yang shaum barang sedikitpun.” (H.R. Ahmad dari Zaid Ibnu Khalid Al-Juhani Hudzaifah Radhiyallahu ‘Anhu).

 (4) Makan Sahur

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya : “Bersahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur terkandung barakah”. (H.R. Bukhari dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu).

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya : “Perbedaan antara shaum kita dengan shaumnya Ahli Kitab ialah makan sahur”.(H.R. Muslim dari Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu).

اِسْتَعِينُوا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَبِالْقَيْلُولَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ

Artinya : “Jadikanlah oleh kalian makan sahur sebagai sarana untuk mengerjakan shaum di siang hari, dan jadikanlah tidur sebentar di tengah hari untuk mengerjakan shalat lail”. (H.R. Ibnu Majah dari Ibnu ‘Abbas  Radhiyallahu ‘Anhu).

 (5) Menyegerakan Berbuka

Di dalam hadits dikatakan:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya : “Manusia masih tetap dalam keadaan baik selagi mereka menyegerakan berbuka shaum”. (H.R. Muslim dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu).

لاَ يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ

Artinya : ”Masih tetap berjaya agama (Islam) selagi umatnya menyegerakan berbuka, karena sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani selalu mengakhirkannya”. (H.R. Abu Dawud dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu). 

(6) Menunaikan Zakat Fitrah dan Zakat Maal

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah / 9 : 103).

وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. Al-Bayyinah [98]: 5).

بُنِيَ الاِْسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya : “Islam dibangun atas lima, bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan hajji, dan shaum Ramadhan”. (H.R. Bukhari dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu).

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ

Artinya : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah memfardhukan zakat fitrah pada bulan Ramadhan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum kepada setiap orang yang merdeka, hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan dari kaum muslimin”. (H.R. Bukhari dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu).

Keterangan : Zakat fithrah untuk tiap-tiap jiwa 1 sha’ = 2,305 kg (dibulatkan 2,5 kg).

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ

Artinya : “Rasulullah telah memfardhukan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang shaum dari omongan yang tidak ada manfaatnya dan dari omongan yang kotor, serta untuk memberi makanan pada orang-orang miskin. Barangsiapa mengeluarkannya sebelum shalat (‘idul fithri) maka baginya zakat yang diterima, dan barangsiapa yang mengeluarkannya sesudah shalat (‘idul fithri) maka baginya hanya shadaqah dari shadaqah biasa”. (H.R. Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu).

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”. (Q.S. At-Taubah [9]: 34).

مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ

“Barangsiapa dikarunia oleh Allah kekayaan harta tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul, yang sangat berbisa dan sangat menakutkan, dengan dua bintik di atas kedua matanya, lalu melilit dan mematuk leher orang tersebut, sambil berseru : Akulah kekayaanmu! Akulah kekayaanmu yang kau timbun-timbun dulu!” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

(7) I’tikaf pada Sepuluh Akhir Ramadhan :

Di dalam hadits disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam beri’tikaf pada sepuluh yang akhir dari Ramadhan”. (H.R. Bukhari dai Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu).

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila masuk sepuluh (akhir Ramadhan), lebih siaga bersungguh-sungguh dan menghidupkan malamnya, dan beliau bangunkan keluarganya.” (H.R. Bukhari dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha).

(8) Umrah pada Bulan Ramadhan

Pada sebuah hadis disebutkan:

فَإِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً أَوْ حَجَّةً مَعِي

Artinya : “Maka sesungguhnya umrah pada bulan Ramadhan sama nilainya dengan haji atau haji bersamaku”. (H.R. Bukhari).

(9) Jihad Fi Sabilillah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta para sahabatnya tetap berjihad bahkan terus meningkatkan jihadnya di dalam bulan suci Ramadhan. Terbukti, beliau dan para sahabatnya melaksanakan Ghazwah (Perang) Badar pada bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijrah, demikian pula Ghazwah Fathu Makkah berlangsung pada bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriah.

Jadi, bukan berarti dengan alasan puasa Ramadhan lalu menjadi malas-malsan, kurang produktif, atau menunda-nunda pekerjaan. Justri dengan kehadiran bulan suci Ramadhan inilah semua amal pekerjaan kebaikan kita dilipatgandakan pahalanya.

Semoga kita dapat memaksimalkan amalan-amalan ibadah di bulan suci Ramahdan ini. Aamiin. (RS2/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Kolom
Tausiyah
Kolom