Amalan Mulia di Bulan Dzulhijjah

Oleh Bahron Ansori, wartawan Kantor Berita MINA

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajari kaum Muslimin untuk cermat dan pandai memanfaatkan momen-momen penting untuk beramal secara maksimal dan jangan menyia-nyiakannya agar tidak menyesal di kemudian hari nanti.

Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberi nasehat kepada seseorang dengan bersabda kepadanya,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima keadaan sebelum datang lima keadaan yang lain: masa mudamu sebelum masa tuamu, saat sehatmu sebelum saat sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa longgarmu sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum kematianmu.”  [Hadits riwayat Al-Hakim di dalam kitabnya Al-Mustadrok 4/341. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam kitab Shahih At-Targhib wat Tarhib]

Dari hadits ini seorang muslim bisa mengambil sikap terhadap datangnya musim-musim kebaikan. Seorang mukmin disunnahkan agar benar-benar bisa memanfaatkan musim kebaikan itu agar tidak lewat mengingat begitu berharganya musim kebaikan ini dan waktunya sangat terbatas.

Keutamaan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah

Salah satu musim kebaikan yang sangat utama dalam syariat Islam adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah memuliakan bulan Dzulhijjah dengan melebihkan bulan ini dibanding bulan yang lain dengan menjadikannya sebagai salah satu bulam Haram.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” [Qs. At-Taubah: 36]

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Abdullah bin Abbas mengatakan, ”Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat ini adalah Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.”

Beliau juga berkata, ”Janganlah kalian menzhalimi diri sendiri dalam semua bulan sepanjang tahun. Allah kemudian memilih empat dari bulan-bulan yang ada dan menjadikannya  sebagai bulan Haram. Allah menekankan keharamannya, menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar dan menjadikan pahala amal shalih yang dikerjakan di dalamnya juga lebih besar.”

Baca Juga:  Israel Larang Hewan Kurban Masuk ke Gaza untuk Perayaan Idul Adha 

Allah juga menjadikan bulan Dzulhijjah sebagai salah satu bulan Haji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi .” [Qs. Al-Baqarah: 197]

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan bulan haji. Sebagian berpendapat, bulan-bulan haji itu adalah Syawwal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah. ltu pula yang dikatakan lbnu Umar. Menurut pendapat yang lain, yang dimaksud bulan-bulan haji adalah bulan Syawwal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah secara keseluruhan. Pendapat ini dinisbatkan kepada lbnu Umar Thawus, Mujahid, dan Qatadah.

Sejumlah keutamaan dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana telah dijelaskan oleh para ulama.

1. Allah bersumpah di dalam Al-Quran dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, dan malam yang sepuluh.”  [Qs. Al-Fajr: 1-2]

Mayoritas ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “dan malam yang sepuluh.” adalah 10 malam pertama dari Dzulhijjah. Imam Ibnu Katsir berkata, ”Yang dimaksud dengannya adalah sepuluh (malam) dari Dzulhijjah. Ini merupakan pendapat Ibnu ‘Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan lebih dari satu ulama Salaf dan Khalaf. Inilah pendapat yang benar.” [Tafsir Ibnu Katsir]

Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang keagungan 10 malam tersebut. Karena Allah tidak bersumpah kecuali sebagai bentuk pengagungan dan pemuliaan terhadap sesuatu yang menjadi sarana untuk bersumpah.

2. 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari paling utama di dunia ini. Hal ini sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ”، يَعْنِي: عَشْرَ ذِي الْحَجَّةِ، قِيلَ: وَلا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: “وَلا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ عُفِّرَ وَجْهَهُ فِي التُّرَابِ”

10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari yang paling utama di dunia ini.” Ditanyakan kepada beliau, ”Tidak pula sebanding dengan berjihad di jalan Allah?”  Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab. ”Tidak pula sebanding dengannya jihad di jalan Allah kecuali seseorang yang wajahnya tersungkur ke tanah (gugur syahid).”  [HR. Al-bazzar dan Ath-Thabrani. Al-Albani menshahihkannya di dalam Shahih Al-Jami’]

3. Amal shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keunikan dalam hal keutamaan dan penerimaan. Hal ini sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, ” Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga:  Kemeriahan Idul Adha di Masjid Baitul Muttaqien Bekasi Berbalut Solidaritas Palestina

ما مِن أيَّامٍ العملُ الصَّالحُ فيها أحبُّ إلى اللهِ مِن هذه الأيَّامِ العَشْرِ)، قالوا: يا رسولَ اللهِ، ولا الجهادُ في سبيلِ اللهِ؟ قال: (ولا الجهادُ في سبيلِ اللهِ إلَّا رجلٌ خرَج بنفسِه ومالِه، ثمَّ لم يرجِعْ مِن ذلك بشيءٍ

Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya itu lebih dicintai oleh Allah melebihi 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini.”  Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, ”Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwanya dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikit pun dari keduanya itu (yaitu dia gugur syahid dan hartanya lenyap).”  [HR. Al-Bukhari]

Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

جميعُ الأعمَالِ الصَّالحةِ مُضاعَفةٌ في العَشرِ مِن غيرِ اسْتثنَاءِ شَيءٍ مِنهَا

”Seluruh amal shalih di lipatgandakan pahalanya di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah tanpa ada perkecualian sama sekali di dalamnya.”

4. Pada bulan Dzulhijjah terdapat hari Nahar (hari Raya Idul Adha). Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أعْظمُ الأيامِ عندَ اللهِ يومُ النحرِ ثم يومُ القَرِّ

Hari-hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari nahar (saat Idul Adha, pent) dan yaumul Qurri (hari pertama tasyriq, yaitu 11 Dzul Hijjah,pent).”

Amalan Sunnah 10 Hari Pertama Di Bulan Dzulhijjah

Bila sedemikian agungnya 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, lantas amal apa sajakah yang sebaiknya dilakukan? Sebagian amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh kaum Muslimin pada hari-hari yang agung tersebut adalah sebagai berikut.

1. Taubat Nasuha. Taubat nasuha adalah amalan yang agung. Bila berpadu dengan amal yang utama dengan waktu yang utama maka ini merupakan pintu kemenangan. Allah Ta’ala berfirman,

فَأَمَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَن يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ

Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.  [Qs. Al-Qashash: 67]

2. Haji dan Umrah. Sekedar mengingatkan bahwa pahala ibadah haji yang mabrur adalah surga. Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Dari satu umrah ke umrah lainnya, itu akan menjadi kaffarah atau penghapus dosa di antara keduanya. Dan Haji Mabrur tidak ada balasannya (jaza’nya) kecuali surga.”  [HR. Al-Bukhari (1773) dan Muslim (1349) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]

Baca Juga:  Rumah Zakat Aceh Salurkan 1 Ton Beras Untuk Lansia

3. Berpuasa selama 9 hari pertama atau semampunya. Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan puasa pada tanggal 9 Dzul Hijjah. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Hunaidah bin Khalid dari istrinya dari salah satu istri Nabi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam , dia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ

“Rasulullah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berpuasa pada tanggal 9 Dzul Hijjah, dan hari Asyura dan tiga hari setiap bulan.” [Syaikh Al -Albani menyatakan sanadnya shahih]

Oleh karenanya banyak ulama menganjurkan untuk berpuasa pada 9 hari pertama ini. Imam An-Nawawi berkata tentang puasa pada 10 hari pertama Dzul Hijah bahwa puasa dianjurkan dangan amat sangat di hari-hari ini.

4. Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil dan tasbih dan membacanya dengan suara keras di masjid-masjid, rumah-rumah, jalanan dan setiap tempat yang diperbolehkan untuk berdzikir kepada Allah di dalamnya. Para lelaki membacanya dengan suara keras sedangkan para wanita membacanya dengan perlahan.

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

”Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” [Qs. Al-Hajj: 28]

5. Menyembelih Udhhiyah (binatang kurban). Amal ini termasuk salah salah satu paling agung untuk bertaqarrub kepada Allah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tentu saja bagi yang mampu melakukannya.

6. Bersedekah. Bersedekah kepada sesama setiap hari di 10 hari pertama Dzulhijjah ini meskipun sedikit nilainya.

7. Shalat Jamaah dan Qiyamullail. Hendakah kaum muslimin bersemangat dalam melaksanakan shalat berjamaah dengan berusaha untuk tidak tertinggal takbiratul ihram. Kemudian melaksanakan shalat sunnah rawatib dan nawafil yang bersifat mutlak, bersegera untuk shalat, menunggu shalat setelahnya dan tidak melalaikan qiyamullail.

8. Membaca Al-quran. Hendaklah berusaha untuk mengkhatamkan al-Quran dalam 10 hari itu meskipun hanya sekali. Caranya, dengan meluangkan waktu khusus setiap harinya 3 juz saja. Setiap satu juz hanya membutuhkan waktu 40 menit bagi yang sudah lancar membaca Al-Quran.

Sehingga hanya butuh waktu total per hari adalah 3x 40 menit yaitu 120 menit atau 2 jam saja. Ini tidak berat karena hanya setahun sekali. Hanya butuh komitmen lebih untuk menjalankannya.

Demikian beberapa amalan mulia di bulan Dzulhijjah. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk bisa mengisi 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah dengan amalan-amalan mulia, wallahua’lam.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Widi Kusnadi