Oleh : Nana Sudiana (Sekjen. FOZ & Direksi IZI)
“Hidup ini seperti mengendarai sepeda, untuk menjaga keseimbangan, kita harus tetap mengayuh” – A. Einsten.
Pandemi Covid-19 belum benar-benar berlalu, namun banyak orang keburu tidak sabar untuk tetap berdiam diri di rumah. Dengan beragam alasan, orang-orang kembali memenuhi jalanan, juga kantor dan tempat-tempat keramaian yang ada.
Di tengah terus meningkatnya jumlah orang terpapar virus Covid-19, banyak orang lupa dan selalu waspada. Masker seolah hiasan, dan perintah menjaga jarak dan selalu membersihkan tangan banyak yang melakukan-nya setengah hati, terlalu terbuai slogan new normal yang terus diulang-ulang.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Di tengah situasi ini, satu dua amil terpapar virus corona. Amil lain bukan tak ada yang kena, bisa jadi juga karena banyak yang tak di ikut rapid test apalagi pake test swab. Kita tahu bersama bahwa ada dua tes untuk mendeteksi infeksi virus Covid-19. Bisa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), atau biasa disebut dengan tes swab, dan ada juga metode rapid test.
Pemeriksaan rapid test yang ada di Indonesia, dilakukan menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan.
Tulisan singkat ini, hendak bercerita bagaimana dinamika para amil di dalam gerakan zakat Indonesia di tengah situasi pelonggaran yang disebut new normal. Bagaimana perilaku dan sikap para amil terutama perubahan-perubahannya dari sebelum, ketika pandemi melanda dan hingga kini di era new normal.
Ngopi-Ngopi, Gaya Hidup Amil Sebelum Pandemi
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sebelum pandemi Covid-19, para amil terbiasa memindah sebagian pekerjaan, bahkan rapat-rapat mereka ke meja-meja kedai kopi. Bukan hanya sendiri, kadang ramai-ramai sambil makan cemilan, juga makan besar. Para amil terpengaruh demam minum kopi yang jadi trend di kota-kota besar, bahkan juga dunia. Slogan “nggak ngopi, nggak asyik dan happy” seolah menggema di banyak telinga para amil. Entah ia tua, maupun muda usia.
Aroma kopi telah menghipnotis banyak orang, juga para amil. Ilmu tentang kopi semakin diminati. Peralatan-peralatan minum kopi seakan sebuah tradisi baru yang mewabah cepat. Sejumlah jenis kopi, cara penyajian, daftar cake atau kedai kopi, dengan mudah tersebar dari group-group WA para amil. Minum kopi, seolah tradisi baru, juga ajang gengsi yang seakan memaksa banyak orang untuk mencicipi, juga menikmatinya walau mungkin tak benar-benar mengerti.
Tiba-tiba, demam minuman berkafein ini meninggi. Melanda kalangan tua hingga generasi milenial Indonesia. Dan hal ini jelas berimplikasi mendorong permintaan kopi. Kopi semakin populer dan diminati. Data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia, mencatat permintaan kopi melonjak hampir 36 persen dari tahun sebelumnya menjadi 5,3 juta kantong pada akhir tahun 2019. Angka tersebut mencapai sekitar setengah dari perkiraan produksi Indonesia yang mencapai 11,5 juta hingga 12 juta kantong.
Para amil asyik bercerita, rapat, bergaul dan bersosialisasi di cafe-cafe atau sekedar kedai kopi kecil dengan menu kopi sebagai andalannya. Nama-nama daerah penghasil kopi, mendadak populer seiring naiknya pamor kopi. Negeri ini memang kaya adat, budaya, serta kopinya. Dari ratusan tempat kopi berasal, setidaknya ada 21 varietas biji kopi yang tersebar di penjuru nusantara dan diberi nama sesuai lokasinya seperti Gayo, Mandheling, dan Toraja.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Gaya hidup dengan meminum kopi luar biasa meroket dan semakin banyak pengikutnya. Wajar kemudian konsumsi kopi di Indonesia meningkat terus setiap tahun. Bahkan hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Cafe, kedai ataupun outlet-outlet kopi menjamur di banyak tempat. Mereka bertumbuh cepat di sebagian besar pusat perbelanjaan, pusat transportasi, hingga kompleks perkantoran.
#Ditulis dirembang petang Ahad, 12 Juli 2020
#Disclaimer : Artikel ini merupakan opini pribadi Penulis, dan tidak mewakili organisasi Forum Zakat maupun LAZ Inisiatif Zakat Indonesia (IZI). (A/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin