Gaza, MINA – Warga Palestina di Jalur Gaza yang telah mengalami serangan hebat Israel sejak 7 Oktober 2023 menghadapi tantangan besar, terutama bagi anak-anak untuk bertahan hidup di tenda-tenda darurat di tengah kondisi yang sangat dingin.
Seperti dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (4/2), akibat agresi Israel, anak-anak di Jalur Gaza selama empat bulan kesulitan mendapatkan pakaian musim dingin atau selimut untuk menutupi diri di malam hari.
Seyyid es-Sevariha terpaksa meninggalkan rumahnya dan kini berjuang menjaga api tetap menyala di tempat penampungan sambil berusaha memastikan anak-anaknya tidak kedinginan.
“Karena cuaca yang sangat dingin, kami melakukan yang terbaik untuk menjaga anak-anak kami tetap hangat dengan segala cara,” kata Sevariha.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Ia mengatakan keluarganya melarikan diri dari Ez-Zuveyde di Gaza tengah karena serangan hebat Israel yang menghancurkan rumahnya dan sekitarnya.
Pengungsi Palestina, yang berusaha tinggal di tenda dengan cuaca dingin juga menghadapi kekurangan tempat tidur dan selimut.
Sevariha dan yang lainnya terkadang harus memberikan pakaiannya kepada anak-anaknya agar tetap hangat.
“Anak-anak saya menderita flu yang parah. Kami tidak punya cukup pakaian dan selimut,” katanya.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Ia mengatakan, belum menerima bantuan dari organisasi mana pun dan mencatat bahwa mereka hanya menerima janji bantuan dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
“Kondisi kami sangat sulit. Hujan deras memperburuk masalah kami. Tenda kami kebanjiran. Anak-anak kami terkena penyakit musim dingin dan mereka menderita karena parahnya flu tersebut,” katanya. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang