TIDAK BISA SEKOLAH KARENA PENYAKIT, ANAK INI MENANGIS SETIAP PAGI

Khalifa, seorang anak berusia 6 tahun yang selalu menangis ketika melihat saudaranya sekolah, tapi dia tidak bisa karena terhalang kondisi fisik. (Sumber foto: The National/Mona Al Marzooqi)
Khalifa selalu menangis ketika melihat saudaranya sekolah. Tapi, dia tidak bisa karena mengidap penyakit radang tenggorokan kronis. (Sumber foto: The National/Mona Al Marzooqi)

, 19 Dzulhijjah 1436/3 Oktober 2015 (MINA) – Seorang anak laki-laki asal Uni Emirates Arab (UEA) bernama Khalifa, 6, tidak bisa sekolah karena memiliki kondisi medis yang buruk. Sampai saat ini, orang tuanya masih terus berjuang keras.

Khalifa boleh mengenyam  di sekolah umum asalkan didampingi perawat medis. Hal itu didasarkan pada kebijakan terbaru yang dikeluarkan Kounsil Pendidikan Abu Dhabi. Awalnya, banyak sekolah menolak dan merekomendasikan Khalifa belajar di pendidikan khusus.

Penolakkan lembaga pendidikan bukan tanpa alasan. Khalifa menderita penyakit radang tenggorokan kronis. Setiap hari, dia bergantung pada silinder oksigen. Bagaimanapun, orang tuanya tidak memiliki cukup dana dalam membayar perawat untuk mengikuti aturan pemerintah.

Ibu Khalifa yang memiliki sembilan anak masih berjuang mengumpulkan dana itu. Ayah khalifa bekerja di Arab Saudi. Dia berjualan kain dengan penghasilan mencapai Dh4.000 (sekitar Rp.16 juta).

Setiap bulan, keluarga Khalifa juga mendapatkan uang sumbangan sebesar Dh.1.500 (Rp.6 juta). “Bibi saya juga sangat baik. Dia memberi kami tempat tinggal dan makanan,” kata ibu Khalifa seperti dilaporkan The National, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Ayah Khalifa yakin usahanya akan berbuah manis. Anaknya akan segera mendapatkan akses pendidikan dengan peluang besar karena dia lahir di UEA. “Saya tinggal di sini lebih dari 30 tahun. UEA sudah saya anggap sebagai rumah lebih dari Arab Saudi,” imbuh ayah Khalifa.

Pada 1997, keluarga Khalifa mendapatkan Kartu Asuransi Thiqa. Dengan kartu itu, mereka bisa mendapatkan perawatan secara gratis dan menggunakan seluruh fasilitas serta peralatan di RS milik pemerintah. Namun kartu itu tidak menjamin perawatan pribadi di rumah.

Orang tua Khalifa akan mencoba mengajukan proposal kepada pemerintah agar anaknya mendapatkan perawat agar bisa sekolah. “Saya yakin mereka akan memberikan pengecualian kepada kami dan meningkatkan kartu asuransi karena orang-orang di UEA sangat dermawan,” kata ayah Khalifa.

Menurut ibu Khalifa, anaknya sering menangis setiap pagi ketika melihat saudaranya pergi ke sekolah, tapi dia tidak bisa. “Dia selalu memegang tasnya dan menangis. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan jika pemerintah tidak memberikan anak kami seorang perawat,” tandasnya. (T/P020/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0