Eilat, MINA – Direktur Jenderal Pelabuhan Eilat Israel, Gideon Golber mengatakan, ancaman Yaman terhadap kapal-kapal tujuan Israel telah “mengganggu 80% hingga 85% keuntungan pelabuhan.”
Dikutip dari Al Mayadeen pada Senin (11/12), Channel 13 melaporkan, “volume impor yang datang dari Timur ke Israel diperkirakan mencapai sekitar 350 miliar shekel, setara dengan 95 miliar dolar per tahun.”
Channel tersebut menambahkan, “Mengubah rute navigasi maritim akan menaikkan harga produk impor sekitar 3%, yang akan meningkatkan beban keuangan Israel sekitar sepuluh setengah miliar shekel, atau sekitar 3 miliar dolar.”
Selain itu, Radio Angkatan Darat Israel mengutip Golber yang mengatakan bahwa ancaman Yaman terhadap rute maritim Laut Merah “menyebabkan hilangnya pelabuhan sebanyak 14.000 mobil sejak pertengahan bulan lalu hingga saat ini.”
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Direktur pelabuhan lebih lanjut menjelaskan, Israel khawatir bahwa penutupan Bab al-Mandab terhadap pergerakan kapal dagang ke Israel melalui Laut Merah ke pelabuhan Eilat atau melalui Terusan Suez, akan memperpanjang perjalanan kapal kargo dari Timur ke Israel sekitar lima pekan, karena kapal kargo harus menghindari benua Afrika di Tanjung Harapan melalui Selat Gibraltar ke Mediterania.”
Angkatan Bersenjata Yaman pada hari Sabtu mengumumkan penerapan keputusan baru yang dapat ditindaklanjuti untuk mendukung Gaza, yang akan melarang semua kapal yang terikat dengan entitas Israel, terlepas dari kebangsaannya, melewati Laut Arab dan Laut Merah, kecuali makanan dan obat-obatan untuk mencukupi kebutuhan penduduk Jalur Gaza yang di blokade.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree menyatakan bahwa larangan itu “segera berlaku.” (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj News Agency (MINA)